Home
Archives for 2016
Saturday, 10 September 2016
Setangan Leher Terbesar.
Kacu pramuka terbesar yang pernah dibuat mencapai panjang alas 45 meter, tinggi 22,5 meter, dan sisi miring 32 meter, Setangan leher/ dasi Pramuka ini dibuat oleh Para Peserta Jambore Santri se Indonesia.
Tunas kelapa terbesar
Adalah Karya terbaik dari Anggota Pramuka Gugusdepan 02.001 – 02.002 yang berpangkalan di SD Jatingaleh 1,2 dan 3 Semarang. Meraka boleh berbangga, atas penghargaan yang diterimanya dari MURI dengan pemecahan rekor Tunas Kelapa terbesar se Indonesia. Tunas Kelapa yang terbuat dari sabut kelapa itu diselesaikan dalam waktu 39 hari, dengan tenaga pengerjaan dari para Pembina dan anggota Pramuka di sekolah tersebut, dibantu oleh para anggota Arhanud , Semarang Tunas Kelapa terbesar ini dengan ukuran: Panjang : 7,5 m, Lebar : 4,25 m, Diameter : 3,25 m.
( Sumber : Pramukamas.or.id )
Pendaki Puncak Tertinggi
Tim Ekspedisi Tunas Indonesia telah berhasil mencapai puncak Gunung McKinley, Alaska Amerika Serikat. Mereka mengibarkan bendera Merah Putih dan bendera Pramuka. Namun sayang, Pungkas Tri Baruno, ( Anggota pendaki ) itu tewas dalam perjalanan pulang. Atas prestasinya, Kwartir Nasional menganugerahkan penghargaan Lencana Darma Bakti. Lencana dan diserahkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Semoga semangat mereka menjadi obor dan keteladanan bagi Pramuka Indonesia.
Sunday, 28 August 2016
Daftar Judul Buku Karya Baden Powell
Daftar buku karya Baden Powell ternyata sangat panjang. Judul-judul buku karyanya itu bukan sekedar Scouting for Boys, Rovering to Success, dan Aids to Scouting belaka. Namun setidaknya 30-an judul buku telah dikarang oleh Bapak Pramuka Sedunia, Baden Powell ini.
Buku-buku yang dihasilkannya pun ternyata tidak hanya tentang pramuka
saja. Melainkan jika dikelompokkan, selain buku-buku tentang pramuka,
Baden Powel juga mengarang buku-buku tentang militer, dan bidang-bidang
lainnya.
Bagi para pramuka, selain mengenal sejarah kehidupan Baden Powell dan
perkembangan kepramukaan di dunia maupun di Indonesia sudah selayaknya
mengenal berbagai hasil karya dan pemikiran Baden Powell yang tertuang
dalam buku-bukunya. Apalagi bagi pramuka penegak di mana bagi calon pramuka penegak
bantara harus menyelesaikan Syarat kecakapan Umum yang salah satu
syaratnya adalah dapat menyebutkan judul-judul buku yang dikarang oleh
Baden Powell.
Dalam SKU Penegak Bantara, syarat ke-12 disebutkan bahwa:
- Dapat menjelaskan sejarah Kepramukaan Indonesia dan DuniaDengan Pencapaian Pengisian SKU yang ketiga, berbunyi:
- Dapat menyebutkan pendiri kepramukaan dunia, sejarah pramuka dunia dan buku-buku yang dihasilkan oleh Baden Powell
- Dapat menceritakan masuknya kepramukaan ke Indonesia
- Dapat menceritakan perkembangan kepramukaan di Indonesia sampai saat ini
Tentunya dengan mengenal judul-judul buku yang dihasilkan oleh Baden Powell, para anggota pramuka akan termotivasi untuk membaca buku tersebut dan mempelajari pemikiran-pemikiran Baden Powell yang tertuang dalam buku-bukunya.
Daftar Buku Karangan Baden Powell
Buku-buku karangan Baden Powel dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok
berdasarkan isi pembahasan dalam bukunya. Yang pertama adalah buku
tentang kemiliteran mengingat beliau merupakan seorang militer aktif
yang bergabung dalam ketentaraan Inggris. Beliau memutuskan pensiun
lebih awal di tahun 1910 dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal agar
bisa lebih fokus mengurusi kepramukaan. Yang kedua adalah buku-buku
tentang pramuka dan yang kelompok terakhir adalah buku-buku yang
membahas di luar militer dan pramuka.
Judul Buku Baden Powell tentang Militer
No | Judul Buku | Tahun | Keterangan |
1 | Reconnaissance and Scouting | 1884 | |
2 | Cavalry Instruction | 1885 | |
3 | Pigsticking or Hoghunting | 1889 | |
4 | The Downfall of Prempeh | 1896 | |
5 | The Matabele Campaign | 1897 | |
6 | Aids to Scouting for N.-C.Os and Men | 1899 | |
7 | Sport in War | 1900 | |
8 | Notes and Instructions for the South African Constabulary | 1901 | |
9 | Quick Training for War | 1914 |
Judul Buku Baden Powell tentang Pramuka
No | Judul Buku | Tahun | Keterangan |
1 | Scouting for Boys | 1908 | |
2 | Yarns for Boy Scouts | 1909 | |
3 | The Handbook for the Girl Guides or How Girls Can Help to Build Up the Empire | 1912 | berkolaborasi dengan Agnes Baden-Powell |
4 | Boy Scouts Beyond The Sea: My World Tour | 1913 | |
5 | The Wolf Cub's Handbook | 1916 | |
6 | Girl Guiding | 1918 | |
7 | Aids To Scoutmastership | 1919 | |
8 | What Scouts Can Do: More Yarns | 1921 | |
9 | Rovering to Success | 1922 | |
10 | Scouting and Youth Movements | 1929 | |
11 | Last Message to Scouts | est 1929 | |
12 | Scouting Round the World | 1935 |
Judul Buku Baden Powell Lainnya
No | Judul Buku | Tahun | Keterangan |
1 | Ambidexterity | 1905 | berkolaborasi dengan John Jackson |
2 | Indian Memories | 1915 | |
3 | My Adventures as a Spy | 1915 | |
4 | Young Knights of the Empire: Their Code, and Further Scout Yarns | 1916 | |
5 | An Old Wolf's Favourites | 1921 | |
6 | Life's Snags and How to Meet Them | 1927 | |
7 | Lessons From the Varsity of Life | 1933 | |
8 | Adventures and Accidents | 1934 | |
9 | Adventuring to Manhood | 1936 | |
10 | African Adventures | 1937 | |
11 | Birds and Beasts of Africa | 1938 | |
12 | Paddle Your Own Canoe | 1939 | |
13 | More Sketches Of Kenya | 1940 |
Itulah daftar judul buku yang dikarang oleh Baden Powell, Bapak Pramuka Sedunia. Baik buku tentang kepramukaan maupun di luar kepramukaan. Semoga dengan mengenal judul-judul buku tersebut para pramuka terpacu untuk membacanya.
Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengku Buwono IX
Bapak Pramuka Indonesia adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Beliau, selain menjadi Sultan Yogyakarta, Wakil Presiden Republik
Indonesia, dan Pahlawan Nasional Indonesia, pun dinobatkan sebagai Bapak Pramuka Indonesia.
Penobatan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Bapak Pramuka Indonesia
layak mengingat aktivitasnya di dunia kepramukaan (kepanduan) sebelum
Gerakan Pramuka lahir (sebelum 1961), saat pendirian Gerakan Pramuka,
maupun awal-awal perjalanan Gerakan Pramuka. Berkat pemikiran dan
kebijakan yang diambilnya Gerakan Pramuka bisa menjadi seperti sekarang
ini. Karenanya sejarah kepramukaan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sosok Bapak Pramuka Indonesia, Hamengkubuwana IX.
Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun 1988 di Dili (ibu kota Provinsi Timor Timur; saat ini negara Timor Leste) yang kemudian mengukuhkan gelar Bapak Pramuka Indonesia tersebut. Bahkan beliau pun menerima "Bronze Wolf Award", sebuah penghargaan tertinggi dan satu-satunya dari World Organization of the Scout Movement (WOSM). Di mana baru ada empat orang di Indonesia yang menerima penghargaan ini, yakni: Sri Sultan Hamengku Buwono IX (1973); Abdul Aziz Saleh (1978); John Beng Kiat Liem (1982); dan Letjen TNI (Purn) H Mashudi (1985). Sebelumnya, pada tahun 1972 Sri Sultan pun mendapatkan penghargaan Silver World Award dari Boy Scouts of America.
Lahir di Yogyakarta pada 12 April 1912 dengan nama Bendoro Raden Mas Dorodjatun. Hamengkubuwana IX adalah anak kesembilan dari Sri Sultan Hamengkubuwana VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Pendidikannya dimulai dari HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930-an ia berkuliah di Rijkuniversiteit (sekarang Universiteit Leiden), Belanda.
Pada tanggal 18 Maret 1940, beliau dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta dengan gelar "Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengkubuwana Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sanga ing Ngayogyakarta Hadiningrat". Beliau adalah Sultan yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan Indonesia. Di masa pendudukan Jepang, beliau melarang pengiriman romusha. Saat kemerdekaan RI, beliau bersama Paku Alam IX menjadi penguasa lokal pertama yang menggabungkan diri ke Republik Indonesia. Saat Agresi Militer Belanda I, beliau pula yang mengundang Presiden Soekarno untuk mengungsi dan memerintah Indonesia dari Yogyakarta. Pun Hamengkubuwana IX memiliki peran kunci dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949.
Hamengkubuwana IX meninggal di Washington, DC, Amerika Serikat, 2 Oktober 1988 pada umur 76 tahun. Beliau dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta.
Sejak usia muda Hamengkubuwana IX telah aktif dalam organisasi pendidikan kepanduan. Menjelang tahun 1960-an, Hamengkubuwana IX telah menjadi Pandu Agung (Pemimpin Kepanduan). Pada tahun 1961, ketika berbagai organisasi kepanduan di Indonesia berusaha disatukan dalam satu wadah, Sri Sultan Hamengkubuwono IX memiliki peran penting di dalamnya. Presiden RI saat itu, Ir. Soekarno, berulang kali berkonsutasi dengan Sri Sultan tentang penyatuan organisasi kepanduan, pendirian Gerakan Pramuka, dan pengembangannya.
Pada tanggal 9 Maret 1961, Presiden RI membentuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Panitia ini beranggotakan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono (Menteri P dan K), Dr.A. Azis Saleh (Menteri Pertanian), dan Achmadi (Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka dan terbitnya Kepres Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961.
Pada tanggal 14 Agustus 1961, yang kemudian dikenal sebagai Hari Pramuka, selain dilakukan penganugerahan Panji Kepramukaan dan defile, juga dilakukan pelantikan Mapinas (Majelis Pimpinan Nasional), Kwarnas dan Kwarnari Gerakan Pramuka. Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat sebagai Ketua Kwarnas sekaligus Wakil Ketua I Mapinas (Ketua Mapinas adalah Presiden RI).
Sri Sultan bahkan menjabat sebagai Ketua Kwarnas (Kwartir Nasional) Gerakan Pramuka hingga empat periode berturut-turut, yakni pada masa bakti 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970 dan 1970-1974. Sehingga selain menjadi Ketua Kwarnas yang pertama kali, Hamengkubuwono IX pun menjadi Ketua Kwarnas terlama kedua, yang menjabat selama 13 tahun (4 periode) setelah Letjen. Mashudi yang menjabat sebagai Ketua Kwarnas selama 15 tahun (3 periode).
Keberhasilan Sri Sultan Hamengku Buwana IX dalam membangun Gerakan Pramuka dalam masa peralihan dari “kepanduan” ke “kepramukaan”, mendapat pujian bukan saja dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. Beliau bahkan akhirnya mendapatkan Bronze Wolf Award dari World Organization of the Scout Movement (WOSM) pada tahun 1973. Bronze Wolf Award merupakan penghargaan tertinggi dan satu-satunya dari World Organization of the Scout Movement (WOSM) kepada orang-orang yang berjasa besar dalam pengembangan kepramukaan.
Atas jasa tersebutlah, Musyawarah Nasional (Munas) Gerakan Pramuka pada tahun 1988 yang berlangsung di Dili (Ibukota Provinsi Timor Timur, sekarang negara Timor Leste), mengukuhkan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Bapak Pramuka Indonesia. Pengangkatan ini tertuang dalam Surat Keputusan nomor 10/MUNAS/88 tentang Bapak Pramuka.
Riwayat Pendidikan:
Jabatan:
Itulah sejarah dan profil singkat Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengkubuwana IX.
Read More
Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun 1988 di Dili (ibu kota Provinsi Timor Timur; saat ini negara Timor Leste) yang kemudian mengukuhkan gelar Bapak Pramuka Indonesia tersebut. Bahkan beliau pun menerima "Bronze Wolf Award", sebuah penghargaan tertinggi dan satu-satunya dari World Organization of the Scout Movement (WOSM). Di mana baru ada empat orang di Indonesia yang menerima penghargaan ini, yakni: Sri Sultan Hamengku Buwono IX (1973); Abdul Aziz Saleh (1978); John Beng Kiat Liem (1982); dan Letjen TNI (Purn) H Mashudi (1985). Sebelumnya, pada tahun 1972 Sri Sultan pun mendapatkan penghargaan Silver World Award dari Boy Scouts of America.
Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengkubuwana IX |
Biografi Sri Sultan Hamengku Buwono IX
Lahir di Yogyakarta pada 12 April 1912 dengan nama Bendoro Raden Mas Dorodjatun. Hamengkubuwana IX adalah anak kesembilan dari Sri Sultan Hamengkubuwana VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Pendidikannya dimulai dari HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930-an ia berkuliah di Rijkuniversiteit (sekarang Universiteit Leiden), Belanda.
Pada tanggal 18 Maret 1940, beliau dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta dengan gelar "Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengkubuwana Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sanga ing Ngayogyakarta Hadiningrat". Beliau adalah Sultan yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan Indonesia. Di masa pendudukan Jepang, beliau melarang pengiriman romusha. Saat kemerdekaan RI, beliau bersama Paku Alam IX menjadi penguasa lokal pertama yang menggabungkan diri ke Republik Indonesia. Saat Agresi Militer Belanda I, beliau pula yang mengundang Presiden Soekarno untuk mengungsi dan memerintah Indonesia dari Yogyakarta. Pun Hamengkubuwana IX memiliki peran kunci dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949.
Hamengkubuwana IX meninggal di Washington, DC, Amerika Serikat, 2 Oktober 1988 pada umur 76 tahun. Beliau dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta.
Peranan dalam Gerakan Pramuka
Sejak usia muda Hamengkubuwana IX telah aktif dalam organisasi pendidikan kepanduan. Menjelang tahun 1960-an, Hamengkubuwana IX telah menjadi Pandu Agung (Pemimpin Kepanduan). Pada tahun 1961, ketika berbagai organisasi kepanduan di Indonesia berusaha disatukan dalam satu wadah, Sri Sultan Hamengkubuwono IX memiliki peran penting di dalamnya. Presiden RI saat itu, Ir. Soekarno, berulang kali berkonsutasi dengan Sri Sultan tentang penyatuan organisasi kepanduan, pendirian Gerakan Pramuka, dan pengembangannya.
Pada tanggal 9 Maret 1961, Presiden RI membentuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Panitia ini beranggotakan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono (Menteri P dan K), Dr.A. Azis Saleh (Menteri Pertanian), dan Achmadi (Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka dan terbitnya Kepres Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961.
Pada tanggal 14 Agustus 1961, yang kemudian dikenal sebagai Hari Pramuka, selain dilakukan penganugerahan Panji Kepramukaan dan defile, juga dilakukan pelantikan Mapinas (Majelis Pimpinan Nasional), Kwarnas dan Kwarnari Gerakan Pramuka. Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat sebagai Ketua Kwarnas sekaligus Wakil Ketua I Mapinas (Ketua Mapinas adalah Presiden RI).
Bapak Pramuka Indonesia saat memberi sambutan di Rapat Kerja Nasional Gerakan Pramuka Tahun 1973. Gambar : Dok. Kwarnas |
Sri Sultan bahkan menjabat sebagai Ketua Kwarnas (Kwartir Nasional) Gerakan Pramuka hingga empat periode berturut-turut, yakni pada masa bakti 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970 dan 1970-1974. Sehingga selain menjadi Ketua Kwarnas yang pertama kali, Hamengkubuwono IX pun menjadi Ketua Kwarnas terlama kedua, yang menjabat selama 13 tahun (4 periode) setelah Letjen. Mashudi yang menjabat sebagai Ketua Kwarnas selama 15 tahun (3 periode).
Keberhasilan Sri Sultan Hamengku Buwana IX dalam membangun Gerakan Pramuka dalam masa peralihan dari “kepanduan” ke “kepramukaan”, mendapat pujian bukan saja dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. Beliau bahkan akhirnya mendapatkan Bronze Wolf Award dari World Organization of the Scout Movement (WOSM) pada tahun 1973. Bronze Wolf Award merupakan penghargaan tertinggi dan satu-satunya dari World Organization of the Scout Movement (WOSM) kepada orang-orang yang berjasa besar dalam pengembangan kepramukaan.
Atas jasa tersebutlah, Musyawarah Nasional (Munas) Gerakan Pramuka pada tahun 1988 yang berlangsung di Dili (Ibukota Provinsi Timor Timur, sekarang negara Timor Leste), mengukuhkan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Bapak Pramuka Indonesia. Pengangkatan ini tertuang dalam Surat Keputusan nomor 10/MUNAS/88 tentang Bapak Pramuka.
Hal-hal Lain Terkait Hamengku Buwana IX
Riwayat Pendidikan:
- Taman kanak-kanak atau Frobel School asuhan Juffrouw Willer di Bintaran Kidul
- Eerste Europese Lagere School (1925)
- Hogere Burger School (HBS, setingkat SMP dan SMU) di Semarang dan Bandung (1931)
- Rijkuniversiteit Leiden, jurusan Indologie (ilmu tentang Indonesia) kemudian ekonomi
Sri Sultan Hamengkubuwana IX saat menjabat sebagai Wakil Presiden RI |
- Raja Kesultanan Yogyakarta (1940-1988)
- Kepala dan Gubernur Militer Daerah Istimewa Yogyakarta (1945-1988)
- Menteri Negara pada Kabinet Sjahrir III (1946 - 1947)
- Menteri Negara pada Kabinet Amir Sjarifuddin I dan II (1947 - 1947 dan 1947 - 1948)
- Menteri Negara pada Kabinet Hatta I (1948 - 1949)
- Menteri Pertahanan/Koordinator Keamanan Dalam Negeri pada Kabinet Hatta II (1949 - 20 1949)
- Menteri Pertahanan pada masa RIS (1949 - 1950)
- Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Natsir (1950 - 1951)
- Ketua Dewan Kurator Universitas Gajah Mada Yogyakarta (1951)
- Ketua Dewan Pariwisata Indonesia (1956)
- Ketua Sidang ke 4 ECAFE (Economic Commision for Asia and the Far East) dan Ketua Pertemuan Regional ke 11 Panitia Konsultatif Colombo Plan (1957)
- Ketua Federasi ASEAN Games (1958)
- Menteri/Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (1959)
- Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1961-1974)
- Ketua Delegasi Indonesia dalam pertemuan PBB tentang Perjalanan dan Pariwisata (1963)
- Menteri Koordinator Pembangunan (1966)
- Wakil Perdana Menteri Bidang Ekonomi 11 (Maret 1966)
- Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1968)
- Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia/KONI (1968)
- Ketua Delegasi Indonesia di Konferensi Pasific Area Travel Association (PATA) di California, Amerika Serikat (1968)
- Wakil Presiden Republik Indonesia (1973 - 1978)
Lain-lain:
- Pahlawan Nasional Indonesia (ditetapkan pada 8 Juni 2003)
- Bapak Pramuka Indonesia (ditetapkan pada 1988)
- Raja Kesultanan Yogyakarta terlama (1940-1988)
- Gubernur terlama yang menjabat di Indonesia (1945-1988)
- Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka dengan periode terbanyak (4 periode)
- Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka dengan masa bakti terlama kedua (13 tahun)
- Orang Indonesia pertama peraih Bronze Wolf Award dari WOSM (1973)
- Penerima Silver World Award dari Boy Scouts of America (1972)
Itulah sejarah dan profil singkat Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengkubuwana IX.
Arti Kiasan Badge (Lencana) Kwarda Jawa Barat
Arti kiasan badge (lencana) kwarda Jawa Barat. Sebagaimana badge kwartir daerah Jawa Tengah
dan kwarda lainnya se Indonesia, lencana wilayah atau lambang kwarda
Pramuka Jawa Barat pun mempunyai makna kiasan. Makna atau arti kiasan
ini menggambarkan aspirasi, semangat, dan cita-cita pramuka Jawa Barat.
Mengingat pentingnya, tentu arti kiasan ini perlu diketahui oleh segenap
anggota Gerakan Pramuka terutama yang berdomisili di wilayah Jawa Barat.
Sebagai mana diketahui, lencana wilayah atau badge kwartir daerah merupakan salah satu tanda satuan sebagai bagian dari tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka.
Penggunaannya selain sebagai alat pendidikan (dengan makna kiasan yang
terkandung di dalamnya) juga dimaksudkan sebagai tanda pengenal satuan
yang dapat menunjukkan suatu lokasi, wilayah atau kwartir daerah tempat
seorang pramuka tergabung. Demikian juga dengan lencana kwartir daerah Jawa Barat. Pramuka yang mengenakan tanda satuan ini berarti anggota pramuka yang tinggal dan terdaftar di kwartir daerah Jawa Barat.
Pemasangan logo atau tanda satuan lencana daerah pada pakaian seragam
pramuka adalah di lengan baju sebelah kanan. Letaknya di bawah tanda
lokasi (pita wilayah) kwartir cabang dan pita nomor gugusdepan. Baik
pada anggota Gerakan Pramuka putra maupun putri bentuk, cara, dan lokasi
pemasangannya adalah sama. Khusus bagi anggota pramuka golongan siaga, penggalang, penegak, dan pandega
yang telah menyelesaikan Syarat Kecakapan Khusus (SKK), di bawah badge
kwarda dapat diletakkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK) maksimal lima buah.
Anggota pramuka kwarda Jawa Barat. Foto: Grup FB INFO PRAMUKA JABAR |
Bentuk Lambang Kwartir Daerah Jawa Barat
Logo, lambang atau badge kwartir daerah Jawa Barat berbentuk perisai
segi lima dengan warna dasar kuning. Di bagian atas lambang terdapat
tulisan "JAWA BARAT" berwarna merah pada dasar berwarna putih. Di
bawahnya terdapat berbagai gambar meliputi gedung sate, sepasang kitri,
lingkaran putih hitam, dan pita dengan tulisan "Gemah Ripah Repeh Rapih". Masing-masing gambar tersebut mempunyai makna (arti) kiasan yang selanjutnya akan disampaikan.
Adapun bentuk gambar lambang, badge, atau lencana kwartir Gerakan Pramuka Jawa Barat adalah sebagai berikut:
Arti atau Makna Kiasan Lencana Kwarda Jawa Barat
Sebagaimana di sampaikan di awal artikel, lencana daerah, badge kwartir
daerah, lambang atau logo kwarda Jawa Barat ini tidak sekedar
menunjukkan pemakainya terdaftar sebagai anggota pramuka
Jawa Barat belaka. Namun lambang ini juga mempunyai makna atau arti
kiasan sebagai media pendidikan bagi pemakaianya. Makna ini menyiratkan
aspirasi, semangat, dan cita-cita segenap anggota Gerakan Pramuka Jawa
Barat.
Arti kiasan yang terkandung dalam lambang kwartir daerah Jawa Barat adalah sebagai berikut:
Tameng | : | melambangkan benteng diri yang tangguh, menunjukkan ketahanan dan kekuatan |
Gedung Sate | : | melambangkan pusat pembangunan Jawa Barat |
Tusuk Sate | : | melambangkan Tujuan Pendidikan Kepramukaan; yaitu menjadikan manusia seutuhnya menjadi manusia Pancasila |
Atap atas berjumlah 3 (Tiga) lapis | : | menunjukkan Tri Satya Pramuka |
Atap pada bagian bawah yang berjumlah 2 (dua) bagian kiri dan kanan | : | menunjukkan fungsi Pembina dan Majelis Pembimbing |
Jendela Atas yang berjumlah 4 (empat) dan bawah 6 (enam) jadi berjumlah 10 (Sepuluh) buah | : | menunjukkan Dasa Dharma Pramuka |
Tangga yang berjumlah 4 (empat) | : | menunjukkan kelompok peserta didik; Siaga, Penggalang, Penegek dan Pandega |
Dua buah kitri | : | menunjukkan Pramuka Putra dan Putri, masing-masing kitri mempunyai inti berbentuk bulat, menunjukkan satu pribadi yang sempurna dan perlu upaya pendidikan |
Akar panjang yang menusuk tanah | : | menunjukkan Gerakan Pendidikan Pramuka memungkinkan Sumber Daya Pramuka yang kokoh, tahan dan kuat |
Lingkaran atas yang berwarna putih | : | melambangkan peserta didik pada awal pendidikan dalam Gerakan Pramuka baik Putra maupun Putri |
Lingkaran bagian bawah berwarna hitam | : | melambangkan unsur pendidikan di lingkungan Gerakan Pramuka |
Pita/tali | : | melambangkan pengikat kesatuan arah dalam Pendidikan Pramuka |
Arti Kiasan warna | ||
Warna Putih | : | melambangkan keterbukaan, mental pendidikan dan pembangunan, memberikan dukungan dan keyakinan akan pentingnya hasil pendidikan dan pembangunan |
Warna Kuning | : | menunjukkan sifat agung, berderajat mulia dari arah pendidikan yang diharapkan |
Warna Hitam | : | merupakan lambang pembinaan |
Warna Hijau | : | menujukkan Jawa Barat makmur dan subur yang memberikan jaminan dan kemampuan pada pendidikan |
Warna Merah | : | melambangkan keberanian dalam bersikap dan bertindak |
Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka
Tanda Pengenal Gerakan Pramuka adalah tanda-tanda yang dikenakan pada pakaian seragam Pramuka yang dapat menunjukkan identitas seorang Pramuka.
Baik identitas diri, satuan, kemampuan, tanggung jawab, daerah asal,
wilayah tugas, kecakapannya, hingga tanda penghargaan yang dimilikinya.
Penggunaan tanda pengenal Gerakan Pramuka dimaksudkan untuk mengenal diri seorang Pramuka, satuan, tempat, wilayah, tugas, jabatan dan kecakapannya. Sedangkan fungsi penggunaanya adalah sebagai:
Alat pendidikan untuk memberi dorongan, gairah dan semangat para Pramuka, agar mereka berusaha meningkatkan kemampuan, karya, pribadi dan kehormatannya.
Read More
Penggunaan tanda pengenal Gerakan Pramuka dimaksudkan untuk mengenal diri seorang Pramuka, satuan, tempat, wilayah, tugas, jabatan dan kecakapannya. Sedangkan fungsi penggunaanya adalah sebagai:
Alat pendidikan untuk memberi dorongan, gairah dan semangat para Pramuka, agar mereka berusaha meningkatkan kemampuan, karya, pribadi dan kehormatannya.
- Alat Pengenal seorang Pramuka, satuan, tingkat kecakapan, jabatan, tempat atau wilayah tugasnya.
- Tanda pengakuan dan pengesahan atas keanggotaan, tingkat kecakapan serta pemberian tanggung jawab, hak dan kewajiban kepada seorang anggota Gerakan Pramuka.
- Tanda penghargaan kepada seseorang atas prestasi dan tindakannya, agar yang bersangkutan selalu menjaga dan memelihara nama baik pribadi dan organisasinya.
Macam, Contoh dan Penggolongan Tanda Pengenal
Tanda pengenal Gerakan Pramuka digolongkan menjadi lima kelompok tanda dengan macam dan contoh tanda sebagai berikut:- Tanda Umum;
- Tanda Tutup Kepala
- Setangan Leher (Hasduk)
- Tanda Pelantikan
- Tanda Harian
- Tanda Kepramukaan Sedunia
- Tanda Satuan
- Tanda Barung, Tanda Regu, Tanda Sangga, dan Tanda Satuan terkecil lainnya.
- Tanda Gugus depan, Kwartir dan Majelis Pembimbing.
- Tanda Krida dan Tanda Satuan Karya.
- Lencana Daerah dan Tanda Wilayah.
- Tanda Satuan Pramuka Luar Biasa.
- Tanda Jabatan
- Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin : Barung, Regu, Sangga, dan lain-lain.
- Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin Krida dan Satuan Karya.
- Tanda Keanggotaan Dewan Kerja Penegak dan Pandega.
- Tanda Pembina dan Pembantu Pembina : Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega, serta Tanda Pembina Gugusdepan.
- Tanda Pelatih Pembina Pramuka
- Tanda Andalan dan Pembantu Andalan
- Tanda Kecakapan
- Tanda Kecakapan Umum, meliputi:
- Untuk Pramuka Siaga : Tingkat Mula, Bantu dan Tata
- Untuk Pramuka Penggalang : Tingkat Ramu, Rakit, dan Terap
- Untuk Pramuka Penegak : Tingkat Bantara dan Laksana
- Untuk Pramuka Pandega : Tingkat Pandega
- Untuk Pembina Pramuka : Tingkat Mahir Dasar dan Lanjutan.
- Tanda Kecakapan Khusus, meliputi:
- Untuk Pramuka Siaga : Tidak ada tingkatan
- Untuk Pramuka Penggalang : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama
- Untuk Pramuka Penegak : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama
- Untuk Pramuka Pandega : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama
- Untuk Instruktur : Muda dan Dewasa
- Untuk Pembina Pramuka : Tingkat Dasar dan Lanjutan.
- Tanda Pramuka Garuda, meliputi:
- Untuk Pramuka Siaga
- Untuk Pramuka Penggalang
- Untuk Pramuka Penegak
- Untuk Pramuka Pandega
- Tanda Kehormatan
- Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka untuk peserta didik, yaitu :
- Tanda Penghargaan (termasuk Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong, Tanda Ikut Serta Kegiatan dan lain-lainnya).
- Bintang Tahunan
- Lencana Wiratama
- Lencana Teladan
- Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka untuk orang dewasa, yaitu :
- Bintang Tahunan
- Lencana Pancawarsa
- Lencana Wiratama
- Lencana Jasa :
- Dharma Bakti
- Melati
- Tunas Kencana
- Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan atau jasa dari badan di luar Gerakan Pramuka, misalnya dari :
- Organisasi Kepramukaan maupun badan lainnya, di dalam atau di luar negeri sepanjang hal-hal tersebut tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, serta peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia yang berlaku.
- Pemerintah Negara Lain
- Pemerintah Republik Indonesia
Tanda Satuan dalam Gerakan Pramuka
Tanda Satuan adalah kelompok tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka
yang menunjukkan seorang anggota Gerakan Pramuka tergabung dalam satuan
atau kwartir tertentu. Satuan atau kwartir di sini mulai dari satuan
terkecil (barung, regu, sangga, dan krida), gugusdepan, kwartir ranting,
hingga kwartir nasional. Tanda satuan dipasang di pakaian seragam pramuka. Penggunaan tanda satuan ini dimaksudkan untuk mempermudah mengenal satuan atau wilayah tempat anggota Gerakan Pramuka bergabung.
Tanda satuan merupakan bagian dari tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka. Sebagaimana telah dibahas di artikel terdahulu, Tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka digolongkan dalam lima kelompok yaitu tanda umum, tanda satuan, tanda jabatan, tanda kecakapan dan tanda kehormatan.
Tentang tanda satuan ini telah diatur secara rinci melalui Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 005 Tahun 1989 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Tanda Satuan Gerakan Pramuka.
Tanda satuan dalam Gerakan pramuka dikelompokkan dalam lima bagian yaitu:
Dikenakan di lengan baju sebelah kanan paling atas (1,5 cm di bawah jahitan).
Read More
Tanda satuan merupakan bagian dari tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka. Sebagaimana telah dibahas di artikel terdahulu, Tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka digolongkan dalam lima kelompok yaitu tanda umum, tanda satuan, tanda jabatan, tanda kecakapan dan tanda kehormatan.
Tentang tanda satuan ini telah diatur secara rinci melalui Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 005 Tahun 1989 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Tanda Satuan Gerakan Pramuka.
Kelompok dan Macam Tanda Satuan
Tanda satuan dalam Gerakan pramuka dikelompokkan dalam lima bagian yaitu:
- Lencana Wilayah
- Pita Wilayah
- Pita Nomor
- Tanda Satuan Terkecil
- Tanda Satuan Karya
Macam-macam tanda satuan dalam Gerakan Pramuka berserta bentuk, ukuran,
gambar, dan warna. Juga ketentuan tentang siapa yang berhak dan boleh
mengenakannya dan pada bagian sebelah mana di seragam pramuka tanda
satuan tersebut dikenakan, akan diuraikan di bawah ini.
Lencana Wilayah
Terdiri atas dua macam, yaitu:- Lencana Tingkat Nasional
- Lencana Tingkat Nasional berbentuk perisai, berwarna dasar hitam, bergambar lambang Garuda Pancasila dengan tulisan "INDONESIA"
- Dipasang di tengah lengan baju sebelah kanan.
- Yang berhak memakainya adalah andalan Kwartir Nasional, anggota Majelis Nasional, anggota Dewan Kerja Nasional, dan anggota pramuka yang bertugas sebagai perwakilan Kwarnas seperti peserta yang mengikuti Jambore Sedunia.
- Lencana Tingkat Daerah
- Lencana Tingkat Daerah biasa disebut juga sebagai badge kwarda. Berbentuk perisai dengan gambar dan warna yang berbeda untuk masing-masing kwartir daerah. Pada bagian atas Lencana Wilayah Tingkat Daerah dicantumkan nama daerahnya seperti "KALIMANTAN TIMUR"
- Dipasang di tengah lengan baju sebelah kanan, di bawah Pita Wilayah dan Pita Nomor.
- Yang berhak memakainya adalah semua anggota Gerakan Pramuka yang tergabung dalam kwarda tersebut. Semisal anggota pramuka yang berdomisili (tergabung) di kwarda Sulawesi Selatan maka akan mengenakan Lencana Daerah Kwarda Jawa Barat
Pita Wilayah
Pita Wilayah atau disebut juga Pita Lokasi adalah pita kecil yang bertuliskan nama wilayah kwartir cabang atau tulisan KWARTIR DAERAH, KWARTIR NASIONAL dan lain-lain. Bentuknya berupa segi empat yang dilengkungkan, berwarna dasar putih dengan tulisan berwarna merah.Dikenakan di lengan baju sebelah kanan paling atas (1,5 cm di bawah jahitan).
Pita Wilayah terdiri atas tiga macam, yaitu:
Dikenakan di lengan baju sebelah kanan di antara Pita Wilayah dan Lencana Wilayah.
Bentuknya berupa pita kecil segi empat berukuran 1,5 x 3 cm berwarna dasar putih yang di dalamnya terdapat nomor atau angka berwarna merah dengan aturan sebagai berikut :
Tanda satuan terkecil dipasang pada bagian atas lengan baju sebelah kiri.
Tanda satuan terkecil terdiri atas empat macam, yaitu :
- Pita Wilayah Tingkat Nasional
- Bertuliskan "KWARTIR NASIONAL" atau "MABINAS"
- Dikenakan oleh andalan Kwartir Nasional, anggota Majelis Nasional, dan anggota Dewan Kerja Nasional.
- Pita Wilayah Tingkat Daerah
- Bertuliskan "KWARTIR DAERAH" atau "MABIDA"
- Dikenakan oleh andalan Kwartir Daerah, anggota Majelis Daerah, anggota Dewan Kerja Daerah.
- Andalan Kwartir Nasional, anggota Majelis Nasional, anggota Dewan Kerja Nasional, dan Pamong Saka tingkat Nasional, tidak mengenakan Pita Lokasi Daerah (Pita Wilayah Tingkat Daerah)
- Pita Wilayah Tingkat Cabang
- Bertuliskan nama kwartir cabang, seperti PATI, OGAN KOMERING ULU, KAB. BOGOR, KOTA SURABAYA, dan lain-lain.
- Dikenakan oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang tergabung dalam kwartir cabang tersebut.
- Andalan Kwartir Nasional dan Kwartir Daerah anggota Majelis Nasional dan Majelis Daerah, anggota Dewan Kerja Nasional dan Dewan Kerja Daerah, dan dan Pamong Saka tingkat Nasional dan Daerah tidak mengenakan Pita Wilayah Tingkat Cabang (Pita Lokasi Cabang).
Pita Nomor Ranting dan Gugusdepan
Pita Nomor Ranting dan Gugusdepan adalah tanda satuan yang menunjukkan nomor kwartir ranting dan nomor gugusdepan tempat anggota pramuka tergabung.Dikenakan di lengan baju sebelah kanan di antara Pita Wilayah dan Lencana Wilayah.
Bentuknya berupa pita kecil segi empat berukuran 1,5 x 3 cm berwarna dasar putih yang di dalamnya terdapat nomor atau angka berwarna merah dengan aturan sebagai berikut :
- Dua angka terdepan merupakan angka kode ranting, seperti 01, 02, dan sebagainya.
- Tiga angka berikutnya menunjukkan nomor urut gugusdepan di wilayah ranting yang bersangkutan.
- Khusus bagi Andalan, Majelis Pembimbing, dan Staf Kwartir Ranting nomor gugus depannya diganti dengan 00
- Nomor ganjil untuk gugusdepan putera dan nomor genap untuk gugusdepan puteri.
- Andalan, staf kwartir, pamong satuan karya dan majelis pembimbing di tingkat cabang, daerah dan nasional tidak menggunakan pita nomor.
Baca Juga : Tanda Pengenal Gugusdepan (Gudep)
Tanda Satuan Terkecil
Tanda Satuan Terkecil adalah tanda yang menunjukkan Barung, Regu, Sangga, dan Reka, tempat Pramuka yang bersangkutan bergabung.Tanda satuan terkecil dipasang pada bagian atas lengan baju sebelah kiri.
Tanda satuan terkecil terdiri atas empat macam, yaitu :
- Tanda Barung Siaga
- Tanda Barung berbentuk segi tiga sama sisi, dengan puncak di atas. Panjang sisi segi tiga itu 4 cm.
- Tanda Barung tidak bergambar, polos, berwarna menurut pilihan anggota barung yang bersangkutan.
- Tanda Regu Penggalang
- Tanda regu berbentuk bujur sangkar, dengan panjang tiap sisinya 4 cm.
- Tanda regu bergambar sesuai dengan pilihan anggota regu yang bersangkutan.
- Regu putera bergambar siluet (bayangan) binatang sedangkan regu puteri bergambar siluet (bayangan) bunga.
- Warna dasar dan warna gambar diatur sehingga tampak sederhana, indah dan menarik.
- Tanda Sangga Penegak
- Tanda sangga berbentuk bujur sangkar, dengan panjang tiap sisinya 4 cm.
- Tanda sangga bergambar sesuai dengan pilihan anggota sangga yang bersangkutan.
- Baca artikel: Tanda Sangga Penegak
- Tanda Reka Pandega
- Seperti ketentuan Tanda Sangga Penegak
Tanda Satuan Karya (Saka) dan Tanda Krida
- Tanda Satuan Karya adalah tanda yang menunjukkan seorang anggota Gerakan Pramuka aktif dalam Satuan Karya Pramuka tertentu. Sedangkan Tanda Krida adalah tanda satuan terkecil dalam suatu Satuan Karya Pramuka.
- Tanda saka berbentuk segi lima beraturan, dengan panjang tiap sisi luarnya 5 cm di dalamnya terdapat gambar sesuai dengan lambang Saka masing-masing.
- Tanda krida berbentuk bujur sangkar, dengan panjang sisinya 4 cm.
- Tanda saka dipasang di tengah lengan baju sebelah kiri dengan jarak ± 7 cm dari jahitan lengan atas.
- Tanda krida dipasang di lengan baju sebelah kiri tepat di bawah tanda saka.
- Tanda Saka dikenakan oleh anggota Gerakan Pramuka yang diterima sebagai anggota Satuan Karya yang bersangkutan.
Tanda Saka Pramuka |
Contoh Tanda Krida pada Saka Tarunabumi dan Saka Bahari |
Friday, 26 August 2016
Profile KH. Agus Salim Bapak Pramuka Indonesia
Profile KH. Agus Salim Bapak Pramuka Indonesia - Generasi Pramuka Indonesiatentu tidak lekang oleh sosok Bapak KH. Agus Salim sebagai orang penting di dalam sejarah pramuka. Pada tulisan kali admin Pramuka Indonesia akan mereview sosok dan rekam jejak belia.
Biodata KH Agus Salim
Nama Lengkap : Haji. Agus Salim
Lahir : Bukit Tinggi, Sumatera Barat, 9 Okt 1884
Wafat : Jakarta, 4 November 1954
Ayah : Angku Sutan Mohammad Salim
Ibu : Siti Zainab
Isteri : Zaenatun Nahar
Anak : Delapan Orang
Haji Agus Salim (lahir dengan nama Mashudul Haq (yang bermakna "pembela kebenaran"); Koto Gadang, Bukittinggi, Minangkabau, (8 Oktober 1884–Jakarta, 4 November 1954) adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia.
Beliau menempuh pendidikannya di ELS (Europeese Lagere School) dan HBS di Jakarta. Agus Salim terkenal sebagai orang yang cerdas dan pandai, beliau menguasai sembilan bahasa asing, di antaranya Belanda, Inggris, Jerman, Perancis, Arab, Turki dan Jepang. Pada waktu muda beliau merantau sampai ke Arab Saudi untuk memperkaya pemikiran dan ilmunya. Haji Agus Salim pernah menjadi penerjemah di Konsulat Belanda di Jeddah Arab Saudi.
Tokoh yang terkenal dengan penampilan khasnya memakai kopiah dan berjanggut, menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pada periode 3 Juli 1947 - 20 Desember 1949. Pada masa jabatannya beliau mengetuai delegasi Indonesia dalam Inter-Asian Relation Conference di India dan berusaha membuka hubungan diplomatik dengan sejumlah Negara Arab, terutama Mesir dan Arab Saudi.
Beliau merupakan salah satu diplomat ulung Indonesia yang dikenal sering mewakili Indonesia di berbagai konferensi dan pertemuan Internasional. Sosoknya telah dikenal di kalangan masyarakat Internasional. Karena keluasan ilmunya, beliau diminta memberikan kuliah agama Islam di Cornell University dan Princenton University, Amerika Serikat.
Latar Belakang
Agus Salim lahir dari pasangan Angku Sutan Mohammad Salim dan Siti Zainab. Ayahnya adalah seorang kepala jaksa di Pengadilan Tinggi Riau.
Pendidikan dasar ditempuh di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah khusus anak-anak Eropa, kemudian dilanjutkan ke Hoogere Burgerschool (HBS) di Batavia. Ketika lulus, ia berhasil menjadi lulusan terbaik di HBS se-Hindia Belanda.
Setelah lulus, Salim bekerja sebagai penerjemah dan pembantu notaris pada sebuah kongsi pertambangan di Indragiri. Pada tahun 1906, Salim berangkat ke Jeddah, Arab Saudi untuk bekerja di Konsulat Belanda di sana. Pada periode inilah Salim berguru pada Syeh Ahmad Khatib, yang masih merupakan pamannya. Salim kemudian terjun ke dunia jurnalistik sejak tahun 1915 di Harian Neratja sebagai Redaktur II. Setelah itu diangkat menjadi Ketua Redaksi. Menikah dengan Zaenatun Nahar dan dikaruniai 8 orang anak. Kegiatannya dalam bidang jurnalistik terus berlangsung hingga akhirnya menjadi Pemimpin Harian Hindia Baroe di Jakarta. Kemudian mendirikan Suratkabar Fadjar Asia. Dan selanjutnya sebagai Redaktur Harian Moestika di Yogyakarta dan membuka kantor Advies en Informatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO). Bersamaan dengan itu Agus Salim terjun dalam dunia politik sebagai pemimpin Sarekat Islam.
Beliau menempuh pendidikannya di ELS (Europeese Lagere School) dan HBS di Jakarta. Agus Salim terkenal sebagai orang yang cerdas dan pandai, beliau menguasai sembilan bahasa asing, di antaranya Belanda, Inggris, Jerman, Perancis, Arab, Turki dan Jepang. Pada waktu muda beliau merantau sampai ke Arab Saudi untuk memperkaya pemikiran dan ilmunya. Haji Agus Salim pernah menjadi penerjemah di Konsulat Belanda di Jeddah Arab Saudi.
Tokoh yang terkenal dengan penampilan khasnya memakai kopiah dan berjanggut, menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pada periode 3 Juli 1947 - 20 Desember 1949. Pada masa jabatannya beliau mengetuai delegasi Indonesia dalam Inter-Asian Relation Conference di India dan berusaha membuka hubungan diplomatik dengan sejumlah Negara Arab, terutama Mesir dan Arab Saudi.
Beliau merupakan salah satu diplomat ulung Indonesia yang dikenal sering mewakili Indonesia di berbagai konferensi dan pertemuan Internasional. Sosoknya telah dikenal di kalangan masyarakat Internasional. Karena keluasan ilmunya, beliau diminta memberikan kuliah agama Islam di Cornell University dan Princenton University, Amerika Serikat.
Latar Belakang
Agus Salim lahir dari pasangan Angku Sutan Mohammad Salim dan Siti Zainab. Ayahnya adalah seorang kepala jaksa di Pengadilan Tinggi Riau.
Pendidikan dasar ditempuh di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah khusus anak-anak Eropa, kemudian dilanjutkan ke Hoogere Burgerschool (HBS) di Batavia. Ketika lulus, ia berhasil menjadi lulusan terbaik di HBS se-Hindia Belanda.
Setelah lulus, Salim bekerja sebagai penerjemah dan pembantu notaris pada sebuah kongsi pertambangan di Indragiri. Pada tahun 1906, Salim berangkat ke Jeddah, Arab Saudi untuk bekerja di Konsulat Belanda di sana. Pada periode inilah Salim berguru pada Syeh Ahmad Khatib, yang masih merupakan pamannya. Salim kemudian terjun ke dunia jurnalistik sejak tahun 1915 di Harian Neratja sebagai Redaktur II. Setelah itu diangkat menjadi Ketua Redaksi. Menikah dengan Zaenatun Nahar dan dikaruniai 8 orang anak. Kegiatannya dalam bidang jurnalistik terus berlangsung hingga akhirnya menjadi Pemimpin Harian Hindia Baroe di Jakarta. Kemudian mendirikan Suratkabar Fadjar Asia. Dan selanjutnya sebagai Redaktur Harian Moestika di Yogyakarta dan membuka kantor Advies en Informatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO). Bersamaan dengan itu Agus Salim terjun dalam dunia politik sebagai pemimpin Sarekat Islam.
Karir Politik
Pada tahun 1915, Salim bergabung dengan Sarekat Islam (SI), dan menjadi pemimpin kedua di SI setelah H.O.S. Tjokroaminoto. Peran Agus Salim pada masa perjuangan kemerdekaan RI antara lain:
Pada tahun 1952, ia menjabat Ketua di Dewan Kehormatan PWI. Biarpun penanya tajam dan kritikannya pedas namun Haji Agus Salim masih mengenal batas-batas dan menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik.
Setelah mengundurkan diri dari dunia politik, pada tahun 1953 ia mengarang buku dengan judul Bagaimana Takdir, Tawakal dan Tauchid harus dipahamkan? yang lalu diperbaiki menjadi Keterangan Filsafat Tentang Tauchid, Takdir dan Tawakal.
Ia meninggal dunia pada 4 November 1954 di RSU Jakarta dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.
- Anggota Volksraad (1921-1924)
- Anggota panitia 9 BPUPKI yang mempersiapkan UUD 1945
- Menteri Muda Luar Negeri Kabinet Sjahrir II 1946 dan Kabinet III 1947
- Pembukaan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara Arab, terutama Mesir pada tahun 1947
- Menteri Luar Negeri Kabinet Amir Sjarifuddin 1947
- Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta 1948-1949
Pada tahun 1952, ia menjabat Ketua di Dewan Kehormatan PWI. Biarpun penanya tajam dan kritikannya pedas namun Haji Agus Salim masih mengenal batas-batas dan menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik.
Setelah mengundurkan diri dari dunia politik, pada tahun 1953 ia mengarang buku dengan judul Bagaimana Takdir, Tawakal dan Tauchid harus dipahamkan? yang lalu diperbaiki menjadi Keterangan Filsafat Tentang Tauchid, Takdir dan Tawakal.
Ia meninggal dunia pada 4 November 1954 di RSU Jakarta dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Popular Post
-
Berikut ini daftar istilah kepramukaan dalam bahasa Inggris (English Scouting Methods) tersebut. Umum Dasadarma Scout Law Gerakan Pramuka Sc...
-
Husein Mutahar atau yang lebih sering dikenal sebagai H. Mutahar atau Hs. Mutahar pastilah sangat dikenal oleh para anggota pramuka. Wajar...
-
1. Tanda Kecakapan Umum Tanda Kecakapan Umum (atau disingkat TKU) adalah tanda yang didapatkan setelah seorang pramuka menyelesaikan Syarat-...
Sosial Media
Kategori
Powered by Blogger.
About Me
Search This Blog
Labels
- Bisnis (1)
- Internet (1)
- Komputer (1)
- Kuliner (29)
- Materi Pramuka (38)