Sunday, 28 August 2016

Arti Kiasan Badge (Lencana) Kwarda Jawa Barat

Arti kiasan badge (lencana) kwarda Jawa Barat. Sebagaimana badge kwartir daerah Jawa Tengah dan kwarda lainnya se Indonesia, lencana wilayah atau lambang kwarda Pramuka Jawa Barat pun mempunyai makna kiasan. Makna atau arti kiasan ini menggambarkan aspirasi, semangat, dan cita-cita pramuka Jawa Barat. Mengingat pentingnya, tentu arti kiasan ini perlu diketahui oleh segenap anggota Gerakan Pramuka terutama yang berdomisili di wilayah Jawa Barat.
Sebagai mana diketahui, lencana wilayah atau badge kwartir daerah merupakan salah satu tanda satuan sebagai bagian dari tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka. Penggunaannya selain sebagai alat pendidikan (dengan makna kiasan yang terkandung di dalamnya) juga dimaksudkan sebagai tanda pengenal satuan yang dapat menunjukkan suatu lokasi, wilayah atau kwartir daerah tempat seorang pramuka tergabung. Demikian juga dengan lencana kwartir daerah Jawa Barat. Pramuka yang mengenakan tanda satuan ini berarti anggota pramuka yang tinggal dan terdaftar di kwartir daerah Jawa Barat.
Pemasangan logo atau tanda satuan lencana daerah pada pakaian seragam pramuka adalah di lengan baju sebelah kanan. Letaknya di bawah tanda lokasi (pita wilayah) kwartir cabang dan pita nomor gugusdepan. Baik pada anggota Gerakan Pramuka putra maupun putri bentuk, cara, dan lokasi pemasangannya adalah sama. Khusus bagi anggota pramuka golongan siaga, penggalang, penegak, dan pandega yang telah menyelesaikan Syarat Kecakapan Khusus (SKK), di bawah badge kwarda dapat diletakkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK) maksimal lima buah.

pramuka Jawa Barat - pramukaria
Anggota pramuka kwarda Jawa Barat. Foto: Grup FB INFO PRAMUKA JABAR

Bentuk Lambang Kwartir Daerah Jawa Barat

Logo, lambang atau badge kwartir daerah Jawa Barat berbentuk perisai segi lima dengan warna dasar kuning. Di bagian atas lambang terdapat tulisan "JAWA BARAT" berwarna merah pada dasar berwarna putih. Di bawahnya terdapat berbagai gambar meliputi gedung sate, sepasang kitri, lingkaran putih hitam, dan pita dengan tulisan "Gemah Ripah Repeh Rapih". Masing-masing gambar tersebut mempunyai makna (arti) kiasan yang selanjutnya akan disampaikan.
Adapun bentuk gambar lambang, badge, atau lencana kwartir Gerakan Pramuka Jawa Barat adalah sebagai berikut:

Arti atau Makna Kiasan Lencana Kwarda Jawa Barat

Sebagaimana di sampaikan di awal artikel, lencana daerah, badge kwartir daerah, lambang atau logo kwarda Jawa Barat ini tidak sekedar menunjukkan pemakainya terdaftar sebagai anggota pramuka Jawa Barat belaka. Namun lambang ini juga mempunyai makna atau arti kiasan sebagai media pendidikan bagi pemakaianya. Makna ini menyiratkan aspirasi, semangat, dan cita-cita segenap anggota Gerakan Pramuka Jawa Barat.
Arti kiasan yang terkandung dalam lambang kwartir daerah Jawa Barat adalah sebagai berikut:
Tameng : melambangkan benteng diri yang tangguh, menunjukkan ketahanan dan kekuatan
Gedung Sate : melambangkan pusat pembangunan Jawa Barat
Tusuk Sate : melambangkan Tujuan Pendidikan Kepramukaan; yaitu menjadikan manusia seutuhnya menjadi manusia Pancasila
Atap atas berjumlah 3 (Tiga) lapis : menunjukkan Tri Satya Pramuka
Atap pada bagian bawah yang berjumlah 2 (dua) bagian kiri dan kanan : menunjukkan fungsi Pembina dan Majelis Pembimbing
Jendela Atas yang berjumlah 4 (empat) dan bawah 6 (enam) jadi berjumlah 10 (Sepuluh) buah : menunjukkan Dasa Dharma Pramuka
Tangga yang berjumlah 4 (empat) : menunjukkan kelompok peserta didik; Siaga, Penggalang, Penegek dan Pandega
Dua buah kitri : menunjukkan Pramuka Putra dan Putri, masing-masing kitri mempunyai inti berbentuk bulat, menunjukkan satu pribadi yang sempurna dan perlu upaya pendidikan
Akar panjang yang menusuk tanah : menunjukkan Gerakan Pendidikan Pramuka memungkinkan Sumber Daya Pramuka yang kokoh, tahan dan kuat
Lingkaran atas yang berwarna putih : melambangkan peserta didik pada awal pendidikan dalam Gerakan Pramuka baik Putra maupun Putri
Lingkaran bagian bawah berwarna hitam : melambangkan unsur pendidikan di lingkungan Gerakan Pramuka
Pita/tali : melambangkan pengikat kesatuan arah dalam Pendidikan Pramuka
Arti Kiasan warna

Warna Putih : melambangkan keterbukaan, mental pendidikan dan pembangunan, memberikan dukungan dan keyakinan akan pentingnya hasil pendidikan dan pembangunan
Warna Kuning : menunjukkan sifat agung, berderajat mulia dari arah pendidikan yang diharapkan
Warna Hitam : merupakan lambang pembinaan
Warna Hijau : menujukkan Jawa Barat makmur dan subur yang memberikan jaminan dan kemampuan pada pendidikan
Warna Merah : melambangkan keberanian dalam bersikap dan bertindak
Read More

Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka

Tanda Pengenal Gerakan Pramuka adalah tanda-tanda yang dikenakan pada pakaian seragam Pramuka yang dapat menunjukkan identitas seorang Pramuka. Baik identitas diri, satuan, kemampuan, tanggung jawab, daerah asal, wilayah tugas, kecakapannya, hingga tanda penghargaan yang dimilikinya.
Penggunaan tanda pengenal Gerakan Pramuka dimaksudkan untuk mengenal diri seorang Pramuka, satuan, tempat, wilayah, tugas, jabatan dan kecakapannya. Sedangkan fungsi penggunaanya adalah sebagai:
Alat pendidikan untuk memberi dorongan, gairah dan semangat para Pramuka, agar mereka berusaha meningkatkan kemampuan, karya, pribadi dan kehormatannya.
  • Alat Pengenal seorang Pramuka, satuan, tingkat kecakapan, jabatan, tempat atau wilayah tugasnya.
  • Tanda pengakuan dan pengesahan atas keanggotaan, tingkat kecakapan serta pemberian tanggung jawab, hak dan kewajiban kepada seorang anggota Gerakan Pramuka.
  • Tanda penghargaan kepada seseorang atas prestasi dan tindakannya, agar yang bersangkutan selalu menjaga dan memelihara nama baik pribadi dan organisasinya.
tanda-pengenal-pramuka

Macam, Contoh dan Penggolongan Tanda Pengenal

Tanda pengenal Gerakan Pramuka digolongkan menjadi lima kelompok tanda dengan macam dan contoh tanda sebagai berikut:
  • Tanda Umum;
Tanda Umum adalah tanda yang dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang telah dilantik. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Umum diantaranya adalah:
    1. Tanda Tutup Kepala
    2. Setangan Leher (Hasduk)
    3. Tanda Pelantikan
    4. Tanda Harian
    5. Tanda Kepramukaan Sedunia
  • Tanda Satuan
Tanda Satuan adalah tanda yang menunjukkan satuan, tempat atau lokasi tempat tinggal pemakainya. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Satuan diantaranya adalah:
    1. Tanda Barung, Tanda Regu, Tanda Sangga, dan Tanda Satuan terkecil lainnya.
    2. Tanda Gugus depan, Kwartir dan Majelis Pembimbing.
    3. Tanda Krida dan Tanda Satuan Karya.
    4. Lencana Daerah dan Tanda Wilayah.
    5. Tanda Satuan Pramuka Luar Biasa.
  • Tanda Jabatan
Tanda Jabatan adalah tanda yang menunjukkan jabatan dan tanggung jawab yang disandang dalam lingkup Gerakan Pramuka. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Jabatan diantaranya adalah:
    1. Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin : Barung, Regu, Sangga, dan lain-lain.
    2. Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin Krida dan Satuan Karya.
    3. Tanda Keanggotaan Dewan Kerja Penegak dan Pandega.
    4. Tanda Pembina dan Pembantu Pembina : Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega, serta Tanda Pembina Gugusdepan.
    5. Tanda Pelatih Pembina Pramuka
    6. Tanda Andalan dan Pembantu Andalan
  • Tanda Kecakapan
Tanda Kecakapan adalah tanda yang menunjukkan kecakapan, keterampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap dan usaha seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai dengan golongan usianya. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Kecakapan diantaranya adalah:
    1. Tanda Kecakapan Umum, meliputi:
      • Untuk Pramuka Siaga : Tingkat Mula, Bantu dan Tata
      • Untuk Pramuka Penggalang : Tingkat Ramu, Rakit, dan Terap
      • Untuk Pramuka Penegak : Tingkat Bantara dan Laksana
      • Untuk Pramuka Pandega : Tingkat Pandega
      • Untuk Pembina Pramuka : Tingkat Mahir Dasar dan Lanjutan.
    2. Tanda Kecakapan Khusus, meliputi:
      • Untuk Pramuka Siaga : Tidak ada tingkatan
      • Untuk Pramuka Penggalang : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama
      • Untuk Pramuka Penegak : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama
      • Untuk Pramuka Pandega : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama
      • Untuk Instruktur : Muda dan Dewasa
      • Untuk Pembina Pramuka : Tingkat Dasar dan Lanjutan.
    3. Tanda Pramuka Garuda, meliputi:
      • Untuk Pramuka Siaga
      • Untuk Pramuka Penggalang
      • Untuk Pramuka Penegak
      • Untuk Pramuka Pandega
  • Tanda Kehormatan
Tanda Kehormatan adalah tanda yang menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang, atas jasa, darma bakti, dan lain-lainnya, yang dianggap cukup bermutu dan berguna bagi Gerakan Pramuka, Gerakan Kepramukaan Sedunia, masyarakat, bangsa, negara, dan umat manusia.
  1. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka untuk peserta didik, yaitu :
    • Tanda Penghargaan (termasuk Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong, Tanda Ikut Serta Kegiatan dan lain-lainnya).
    • Bintang Tahunan
    • Lencana Wiratama
    • Lencana Teladan
  2. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka untuk orang dewasa, yaitu :
    • Bintang Tahunan
    • Lencana Pancawarsa
    • Lencana Wiratama
    • Lencana Jasa :
      • Dharma Bakti
      • Melati
      • Tunas Kencana
  3. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan atau jasa dari badan di luar Gerakan Pramuka, misalnya dari :
    • Organisasi Kepramukaan maupun badan lainnya, di dalam atau di luar negeri sepanjang hal-hal tersebut tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, serta peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia yang berlaku.
    • Pemerintah Negara Lain
    • Pemerintah Republik Indonesia
Read More

Tanda Satuan dalam Gerakan Pramuka

Tanda Satuan adalah kelompok tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka yang menunjukkan seorang anggota Gerakan Pramuka tergabung dalam satuan atau kwartir tertentu. Satuan atau kwartir di sini mulai dari satuan terkecil (barung, regu, sangga, dan krida), gugusdepan, kwartir ranting, hingga kwartir nasional. Tanda satuan dipasang di pakaian seragam pramuka. Penggunaan tanda satuan ini dimaksudkan untuk mempermudah mengenal satuan atau wilayah tempat anggota Gerakan Pramuka bergabung.

Tanda satuan merupakan bagian dari tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka. Sebagaimana telah dibahas di artikel terdahulu, Tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka digolongkan dalam lima kelompok yaitu tanda umum, tanda satuan, tanda jabatan, tanda kecakapan dan tanda kehormatan.

Tentang tanda satuan ini telah diatur secara rinci melalui Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 005 Tahun 1989 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Tanda Satuan Gerakan Pramuka.

Kelompok dan Macam Tanda Satuan


Tanda satuan dalam Gerakan pramuka dikelompokkan dalam lima bagian yaitu:

  1. Lencana Wilayah
  2. Pita Wilayah
  3. Pita Nomor
  4. Tanda Satuan Terkecil
  5. Tanda Satuan Karya
Macam-macam tanda satuan dalam Gerakan Pramuka berserta bentuk, ukuran, gambar, dan warna. Juga ketentuan tentang siapa yang berhak dan boleh mengenakannya dan pada bagian sebelah mana di seragam pramuka tanda satuan tersebut dikenakan, akan diuraikan di bawah ini.

Lencana Wilayah

Terdiri atas dua macam, yaitu:
  1. Lencana Tingkat Nasional
    1. Lencana Tingkat Nasional berbentuk perisai, berwarna dasar hitam, bergambar lambang Garuda Pancasila dengan tulisan "INDONESIA"
    2. Dipasang di tengah lengan baju sebelah kanan.
    3. Yang berhak memakainya adalah andalan Kwartir Nasional, anggota Majelis Nasional, anggota Dewan Kerja Nasional, dan anggota pramuka yang bertugas sebagai perwakilan Kwarnas seperti peserta yang mengikuti Jambore Sedunia.
  2. Lencana Tingkat Daerah
    1. Lencana Tingkat Daerah biasa disebut juga sebagai badge kwarda. Berbentuk perisai dengan gambar dan warna yang berbeda untuk masing-masing kwartir daerah. Pada bagian atas Lencana Wilayah Tingkat Daerah dicantumkan nama daerahnya seperti "KALIMANTAN TIMUR"
    2. Dipasang di tengah lengan baju sebelah kanan, di bawah Pita Wilayah dan Pita Nomor.
    3. Yang berhak memakainya adalah semua anggota Gerakan Pramuka yang tergabung dalam kwarda tersebut. Semisal anggota pramuka yang berdomisili (tergabung) di kwarda Sulawesi Selatan maka akan mengenakan Lencana Daerah Kwarda Jawa Barat

Tanda Satuan Lencana Wilayah

Pita Wilayah

Pita Wilayah atau disebut juga Pita Lokasi adalah pita kecil yang bertuliskan nama wilayah kwartir cabang atau tulisan KWARTIR DAERAH, KWARTIR NASIONAL dan lain-lain. Bentuknya berupa segi empat yang dilengkungkan, berwarna dasar putih dengan tulisan berwarna merah.
Dikenakan di lengan baju sebelah kanan paling atas (1,5 cm di bawah jahitan).
Pita Wilayah terdiri atas tiga macam, yaitu:
  1. Pita Wilayah Tingkat Nasional
    1. Bertuliskan "KWARTIR NASIONAL" atau "MABINAS"
    2. Dikenakan oleh andalan Kwartir Nasional, anggota Majelis Nasional, dan anggota Dewan Kerja Nasional.
  2. Pita Wilayah Tingkat Daerah
    1. Bertuliskan "KWARTIR DAERAH" atau "MABIDA"
    2. Dikenakan oleh andalan Kwartir Daerah, anggota Majelis Daerah, anggota Dewan Kerja Daerah.
    3. Andalan Kwartir Nasional, anggota Majelis Nasional, anggota Dewan Kerja Nasional, dan Pamong Saka tingkat Nasional, tidak mengenakan Pita Lokasi Daerah (Pita Wilayah Tingkat Daerah)
  3. Pita Wilayah Tingkat Cabang
    1. Bertuliskan nama kwartir cabang, seperti PATI, OGAN KOMERING ULU, KAB. BOGOR, KOTA SURABAYA, dan lain-lain.
    2. Dikenakan oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang tergabung dalam kwartir cabang tersebut.
    3. Andalan Kwartir Nasional dan Kwartir Daerah anggota Majelis Nasional dan Majelis Daerah, anggota Dewan Kerja Nasional dan Dewan Kerja Daerah, dan dan Pamong Saka tingkat Nasional dan Daerah tidak mengenakan Pita Wilayah Tingkat Cabang (Pita Lokasi Cabang).
Tanda Satuan Pita Lokasi

Pita Nomor Ranting dan Gugusdepan

Pita Nomor Ranting dan Gugusdepan adalah tanda satuan yang menunjukkan nomor kwartir ranting dan nomor gugusdepan tempat anggota pramuka tergabung.
Dikenakan di lengan baju sebelah kanan di antara Pita Wilayah dan Lencana Wilayah.
Bentuknya berupa pita kecil segi empat berukuran  1,5 x 3 cm berwarna dasar putih yang di dalamnya terdapat nomor atau angka berwarna merah dengan aturan sebagai berikut :
  1. Dua angka terdepan merupakan angka kode ranting, seperti 01, 02, dan sebagainya.
  2. Tiga angka berikutnya menunjukkan nomor urut gugusdepan di wilayah ranting yang bersangkutan.
  3. Khusus bagi Andalan, Majelis Pembimbing, dan Staf Kwartir Ranting nomor gugus depannya diganti dengan 00
  4. Nomor ganjil untuk gugusdepan putera dan nomor genap untuk gugusdepan puteri.
  5. Andalan, staf kwartir, pamong satuan karya dan majelis pembimbing di tingkat cabang, daerah dan nasional tidak menggunakan pita nomor.
Pita Nomor Kwarran dan Gudep

Tanda Satuan Terkecil

Tanda Satuan Terkecil adalah tanda yang menunjukkan Barung, Regu, Sangga, dan Reka, tempat Pramuka yang bersangkutan bergabung.
Tanda satuan terkecil dipasang pada bagian atas lengan baju sebelah kiri.
Tanda satuan terkecil terdiri atas empat macam, yaitu :
  1. Tanda Barung Siaga
    1. Tanda Barung berbentuk segi tiga sama sisi, dengan puncak di atas. Panjang sisi segi tiga itu 4 cm.
    2. Tanda Barung tidak bergambar, polos, berwarna menurut pilihan anggota barung yang bersangkutan.
  2. Tanda Regu Penggalang
    1. Tanda regu berbentuk bujur sangkar, dengan panjang tiap sisinya 4 cm.
    2. Tanda regu bergambar sesuai dengan pilihan anggota regu yang bersangkutan. 
    3. Regu putera bergambar siluet (bayangan) binatang sedangkan regu puteri bergambar siluet (bayangan) bunga.
    4. Warna dasar dan warna gambar diatur sehingga tampak sederhana, indah dan menarik.
  3. Tanda Sangga Penegak
    1. Tanda sangga berbentuk bujur sangkar, dengan panjang tiap sisinya 4 cm.
    2. Tanda sangga bergambar sesuai dengan pilihan anggota sangga yang bersangkutan.
    3. Baca artikel: Tanda Sangga Penegak
  4. Tanda Reka Pandega
    1. Seperti ketentuan Tanda Sangga Penegak
Tanda satuan Terkecil

Tanda Satuan Karya (Saka) dan Tanda Krida

  • Tanda Satuan Karya adalah tanda yang menunjukkan seorang anggota Gerakan Pramuka aktif dalam Satuan Karya Pramuka tertentu. Sedangkan Tanda Krida adalah tanda satuan terkecil dalam suatu Satuan Karya Pramuka.
  • Tanda saka berbentuk segi lima beraturan, dengan panjang tiap sisi luarnya 5 cm di dalamnya terdapat gambar sesuai dengan lambang Saka masing-masing.
  • Tanda krida berbentuk bujur sangkar, dengan panjang sisinya 4 cm.
  • Tanda saka dipasang di tengah lengan baju sebelah kiri dengan jarak ± 7 cm dari jahitan lengan atas.
  • Tanda krida dipasang di lengan baju sebelah kiri tepat di bawah tanda saka.
  • Tanda Saka dikenakan oleh anggota Gerakan Pramuka yang diterima sebagai anggota Satuan Karya yang bersangkutan.
Tanda Saka Pramuka
Tanda Saka Pramuka

Tanda Krida
Tanda Krida
Contoh Tanda Krida pada Saka Tarunabumi dan Saka Bahari
Read More

Friday, 26 August 2016

Profile KH. Agus Salim Bapak Pramuka Indonesia

Profile KH. Agus Salim Bapak Pramuka Indonesia - Generasi Pramuka Indonesiatentu tidak lekang oleh sosok Bapak KH. Agus Salim sebagai orang penting di dalam sejarah pramuka. Pada tulisan kali admin Pramuka Indonesia akan mereview sosok dan rekam jejak belia.

Biodata KH Agus Salim
Nama Lengkap : Haji. Agus Salim
Lahir : Bukit Tinggi, Sumatera Barat, 9 Okt 1884
Wafat : Jakarta, 4 November 1954
Ayah : Angku Sutan Mohammad Salim
Ibu : Siti Zainab
Isteri : Zaenatun Nahar
Anak : Delapan Orang

 
Haji Agus Salim (lahir dengan nama Mashudul Haq (yang bermakna "pembela kebenaran"); Koto Gadang, Bukittinggi, Minangkabau, (8 Oktober 1884–Jakarta, 4 November 1954) adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia.

Beliau menempuh pendidikannya di ELS (Europeese Lagere School) dan HBS di Jakarta. Agus Salim terkenal sebagai orang yang cerdas dan pandai, beliau menguasai sembilan bahasa asing, di antaranya Belanda, Inggris, Jerman, Perancis, Arab, Turki dan Jepang. Pada waktu muda beliau merantau sampai ke Arab Saudi untuk memperkaya pemikiran dan ilmunya. Haji Agus Salim pernah menjadi penerjemah di Konsulat Belanda di Jeddah Arab Saudi.

Tokoh yang terkenal dengan penampilan khasnya memakai kopiah dan berjanggut, menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pada periode 3 Juli 1947 - 20 Desember 1949. Pada masa jabatannya beliau mengetuai delegasi Indonesia dalam Inter-Asian Relation Conference di India dan berusaha membuka hubungan diplomatik dengan sejumlah Negara Arab, terutama Mesir dan Arab Saudi.

Beliau merupakan salah satu diplomat ulung Indonesia yang dikenal sering mewakili Indonesia di berbagai konferensi dan pertemuan Internasional. Sosoknya telah dikenal di kalangan masyarakat Internasional. Karena keluasan ilmunya, beliau diminta memberikan kuliah agama Islam di Cornell University dan Princenton University, Amerika Serikat.

Latar Belakang
Agus Salim lahir dari pasangan Angku Sutan Mohammad Salim dan Siti Zainab. Ayahnya adalah seorang kepala jaksa di Pengadilan Tinggi Riau.

Pendidikan dasar ditempuh di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah khusus anak-anak Eropa, kemudian dilanjutkan ke Hoogere Burgerschool (HBS) di Batavia. Ketika lulus, ia berhasil menjadi lulusan terbaik di HBS se-Hindia Belanda.

Setelah lulus, Salim bekerja sebagai penerjemah dan pembantu notaris pada sebuah kongsi pertambangan di Indragiri. Pada tahun 1906, Salim berangkat ke Jeddah, Arab Saudi untuk bekerja di Konsulat Belanda di sana. Pada periode inilah Salim berguru pada Syeh Ahmad Khatib, yang masih merupakan pamannya. Salim kemudian terjun ke dunia jurnalistik sejak tahun 1915 di Harian Neratja sebagai Redaktur II. Setelah itu diangkat menjadi Ketua Redaksi. Menikah dengan Zaenatun Nahar dan dikaruniai 8 orang anak. Kegiatannya dalam bidang jurnalistik terus berlangsung hingga akhirnya menjadi Pemimpin Harian Hindia Baroe di Jakarta. Kemudian mendirikan Suratkabar Fadjar Asia. Dan selanjutnya sebagai Redaktur Harian Moestika di Yogyakarta dan membuka kantor Advies en Informatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO). Bersamaan dengan itu Agus Salim terjun dalam dunia politik sebagai pemimpin Sarekat Islam. 
Karir Politik
 
Pada tahun 1915, Salim bergabung dengan Sarekat Islam (SI), dan menjadi pemimpin kedua di SI setelah H.O.S. Tjokroaminoto. Peran Agus Salim pada masa perjuangan kemerdekaan RI antara lain:
  • Anggota Volksraad (1921-1924)
  • Anggota panitia 9 BPUPKI yang mempersiapkan UUD 1945 
  • Menteri Muda Luar Negeri Kabinet Sjahrir II 1946 dan Kabinet III 1947 
  • Pembukaan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara Arab, terutama Mesir pada tahun 1947
  • Menteri Luar Negeri Kabinet Amir Sjarifuddin 1947 
  • Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta 1948-1949
Di antara tahun 1946-1950 ia laksana bintang cemerlang dalam pergolakan politik Indonesia, sehingga kerap kali digelari "Orang Tua Besar" (The Grand Old Man). Ia pun pernah menjabat Menteri Luar Negeri RI pada kabinet Presidentil dan di tahun 1950 sampai akhir hayatnya dipercaya sebagai Penasehat Menteri Luar Negeri.

Pada tahun 1952, ia menjabat Ketua di Dewan Kehormatan PWI. Biarpun penanya tajam dan kritikannya pedas namun Haji Agus Salim masih mengenal batas-batas dan menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik.

Setelah mengundurkan diri dari dunia politik, pada tahun 1953 ia mengarang buku dengan judul Bagaimana Takdir, Tawakal dan Tauchid harus dipahamkan? yang lalu diperbaiki menjadi Keterangan Filsafat Tentang Tauchid, Takdir dan Tawakal.

Ia meninggal dunia pada 4 November 1954 di RSU Jakarta dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.
Read More

Tuesday, 4 August 2015

PENGERTIAN DAN ARTI SANGGA


Sangga adalah sebuah tanda pasukan di pramuka tingkat penegak,yang terdiri dari 5 sangga.
yaitu perintis,pencoba,penegas,pendobrak,dan pelaksana. Sangga sendiri adalah satuan terkecil dalam penegak, yang berarti gubug atau rumah kecil di sawah (saung). Dengan itu diharapkan segenap anggota sangga mengedepankan nilai-nilai kekeluargaan dan musyawarah dalam mengambil keputusan, termasuk dalam menentukan nama dan tanda sangga.


Sangga dipimpin salah seorang Penegak yang disebut Pimpinan Sangga (Pinsa). Setiap 4 Sangga dihimpun dalam sebuah Ambalan. Ambalan dipimpin oleh seorang ketua yang disebut Pradana, seorang sekretaris yang disebut Kerani, seorang bendahara yang disebut Hartaka, dan seorang Pemangku Adat. Setiap Ambalan mempunyai nama yang bermacam-macam, bisa nama pahlawan, tokoh pewayangan dan lain sebagainya yang disesuaikan dengan karakter ambalan tersebut. Contohnya adalah nama Ambalan SMA Korpri Bekasi adalah "Arjuna" (Ambalan Putra) dan "Srikandi" (Ambalan Putri), selain itu juga ada ambalan yang putra dan putrinya jadi satu, misalnya Ambalan Soeringgit dengan pasukan intinya Korps Soeringgit 149.


Sangga terbagi menjadi 5 :
  1. Sangga Perintis

  1. Sangga Pencoba

  1. Sangga Pendobrak
  1. Sangga Penegas
  1. Sangga Pelaksana


1. Sangga Perintis 
didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 ( bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional ).yaitu saat dimana bangsa indonesia masih dalam masa penjajahan,dan bangsa indonesia mulai merintis dan menyatukan kekuatan untuk berjuang untuk melawan para penjajah.

Hiasan Warna : Merah, Putih, Kuning, dan Hitam. 
Hiasan Gambar : Keris yang dilingkari oleh rantai.

Tugasnya yaitu Mengeluarkan ide-ide atau mengandung pengertian perintisan/ pelopor dalam kebaikan.
Perintis mengandung kiasan keperintisan, orang yang memulai mengerjakan sesuatu, pelopor, atau menjadi pembuka.


2. Sangga Pencoba 
pencoba nama sangga pencoba diambil dari peristiwa berdirinya Boedi Oetomo pada 20 Mei tahun 1908. Pada tanggal ini telah terjadi peristiwa Kebangkitan nasional dimana bangkitnya semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui oranisasi nasional, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan 300 tahun sebelumnya. NB : Dalam teori / materi lain menerangkan bahwa sangga pencoba, diambil untuk mengenang sejarah kelam terjadinya pengkhiatan G30S/PKI ,dimana terjadi upaya mengganti palsafah hidup NKRI dari pancasila menjadi Komunis

Hiasan Warna : Merah, Hitam, Putih.
Hiasan Gambar : Kaos, Jangka, Kamera, dan Penggaris.

Tugasnya yaitu Merealisasikan atau mencoba ide-ide dari Sangga Perintis atau mengandung pengertian keberaian mencoba segala sesuatu yang positif.
Pencoba mengandung kiasan keberanian dalam mencoba segala sesuatu yang positif.


3. Sangga Pendobrak
didirikan pada tanggal 17 Agustus 1945 (bertepatan dengan Hari Proklamsi Kemerdekaan Indonesia).nama pendobrak diambil untuk mengingat kita akan perjuangan para pahlawan yang telah berjuang baik dengan kekuatan fisik maupun yang telah memproklamasikan kemerdekaan indonesia.karena berkat perjuangan para pahlawan inilah kita bisa menikmati kemerdekaan hingga saat ini.

Hiasan Warna : Merah, Kuning, Hitam.
Hiasan Gambar :Rumput Yang didikat Lalu didobrak/ditusuk oleh Tombak

Tugasnya yaitu Memecahkan Masalah Yang Muncul atau mengandung pengertian keberanian mengemukakan kebenaran dan melawan kemungkaran.

Pendobrak mengandung kiasan keberanian dalam mengemukakan kebenaran melawan kemungkaran.


4. Sangga Penegas 
didirikan pada tanggal 11 Maret 1965 ( bertepatan dengan Hari SUPERSEMAR / Surat Perintah 11 Maret ).

Hiasan Warna : Hitam, Kuning dan Putih.
Hiasan Gambar : Palu Atau Martil.

Tugasnya Yaitu Menegaskan ide-ide dari Sangga Perintis atau mengandung pengertian kemampuan mengambil keputusan yang arif dan bijaksana.
Penegas mengandung kiasan kemampuan mengambil keputusan yang arif dan bijaksana.

5. Sangga Pelaksana
yang terakhir adalah sangga pelaksana,sangga pelaksana mengingatkan kita pada peristiwa setelah tahun 1945 hingga sekarang,saat indonesia masuk pada masa pembangunan,sangga ini juga mengingatkan kita untuk mengisi kemerdekaan,agar perjuangan para pahlawan tidak sia-sia.

Hiasan Warna : Hijau, Putih, Hitam dan Kuning.
Hiasan Gambar : Palu atau Martil, Rencong yang diikat dengan Wadahnya.

Tugasnya yaitu Melaksanakan ide-ide yang telah disepakati oleh seluruh Sangga atau mengandung pengertian keberanian melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.
Pelaksana mengandung kiasan keberanian melaksanakan sesuatu tugas dengan penuh tanggung jawab.
Read More