Kacu pramuka terbesar yang pernah dibuat mencapai panjang alas 45 meter, tinggi 22,5 meter, dan sisi miring 32 meter, Setangan leher/ dasi Pramuka ini dibuat oleh Para Peserta Jambore Santri se Indonesia.
Home
All posts
Saturday, 10 September 2016
Setangan Leher Terbesar.
Kacu pramuka terbesar yang pernah dibuat mencapai panjang alas 45 meter, tinggi 22,5 meter, dan sisi miring 32 meter, Setangan leher/ dasi Pramuka ini dibuat oleh Para Peserta Jambore Santri se Indonesia.
Tunas kelapa terbesar
Adalah Karya terbaik dari Anggota Pramuka Gugusdepan 02.001 – 02.002 yang berpangkalan di SD Jatingaleh 1,2 dan 3 Semarang. Meraka boleh berbangga, atas penghargaan yang diterimanya dari MURI dengan pemecahan rekor Tunas Kelapa terbesar se Indonesia. Tunas Kelapa yang terbuat dari sabut kelapa itu diselesaikan dalam waktu 39 hari, dengan tenaga pengerjaan dari para Pembina dan anggota Pramuka di sekolah tersebut, dibantu oleh para anggota Arhanud , Semarang Tunas Kelapa terbesar ini dengan ukuran: Panjang : 7,5 m, Lebar : 4,25 m, Diameter : 3,25 m.
( Sumber : Pramukamas.or.id )
Pendaki Puncak Tertinggi
Tim Ekspedisi Tunas Indonesia telah berhasil mencapai puncak Gunung McKinley, Alaska Amerika Serikat. Mereka mengibarkan bendera Merah Putih dan bendera Pramuka. Namun sayang, Pungkas Tri Baruno, ( Anggota pendaki ) itu tewas dalam perjalanan pulang. Atas prestasinya, Kwartir Nasional menganugerahkan penghargaan Lencana Darma Bakti. Lencana dan diserahkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Semoga semangat mereka menjadi obor dan keteladanan bagi Pramuka Indonesia.
Sunday, 28 August 2016
Daftar Judul Buku Karya Baden Powell
Daftar buku karya Baden Powell ternyata sangat panjang. Judul-judul buku karyanya itu bukan sekedar Scouting for Boys, Rovering to Success, dan Aids to Scouting belaka. Namun setidaknya 30-an judul buku telah dikarang oleh Bapak Pramuka Sedunia, Baden Powell ini.
Buku-buku yang dihasilkannya pun ternyata tidak hanya tentang pramuka
saja. Melainkan jika dikelompokkan, selain buku-buku tentang pramuka,
Baden Powel juga mengarang buku-buku tentang militer, dan bidang-bidang
lainnya.
Bagi para pramuka, selain mengenal sejarah kehidupan Baden Powell dan
perkembangan kepramukaan di dunia maupun di Indonesia sudah selayaknya
mengenal berbagai hasil karya dan pemikiran Baden Powell yang tertuang
dalam buku-bukunya. Apalagi bagi pramuka penegak di mana bagi calon pramuka penegak
bantara harus menyelesaikan Syarat kecakapan Umum yang salah satu
syaratnya adalah dapat menyebutkan judul-judul buku yang dikarang oleh
Baden Powell.
Dalam SKU Penegak Bantara, syarat ke-12 disebutkan bahwa:
- Dapat menjelaskan sejarah Kepramukaan Indonesia dan DuniaDengan Pencapaian Pengisian SKU yang ketiga, berbunyi:
- Dapat menyebutkan pendiri kepramukaan dunia, sejarah pramuka dunia dan buku-buku yang dihasilkan oleh Baden Powell
- Dapat menceritakan masuknya kepramukaan ke Indonesia
- Dapat menceritakan perkembangan kepramukaan di Indonesia sampai saat ini
Tentunya dengan mengenal judul-judul buku yang dihasilkan oleh Baden Powell, para anggota pramuka akan termotivasi untuk membaca buku tersebut dan mempelajari pemikiran-pemikiran Baden Powell yang tertuang dalam buku-bukunya.
Daftar Buku Karangan Baden Powell
Buku-buku karangan Baden Powel dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok
berdasarkan isi pembahasan dalam bukunya. Yang pertama adalah buku
tentang kemiliteran mengingat beliau merupakan seorang militer aktif
yang bergabung dalam ketentaraan Inggris. Beliau memutuskan pensiun
lebih awal di tahun 1910 dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal agar
bisa lebih fokus mengurusi kepramukaan. Yang kedua adalah buku-buku
tentang pramuka dan yang kelompok terakhir adalah buku-buku yang
membahas di luar militer dan pramuka.
Judul Buku Baden Powell tentang Militer
No | Judul Buku | Tahun | Keterangan |
1 | Reconnaissance and Scouting | 1884 | |
2 | Cavalry Instruction | 1885 | |
3 | Pigsticking or Hoghunting | 1889 | |
4 | The Downfall of Prempeh | 1896 | |
5 | The Matabele Campaign | 1897 | |
6 | Aids to Scouting for N.-C.Os and Men | 1899 | |
7 | Sport in War | 1900 | |
8 | Notes and Instructions for the South African Constabulary | 1901 | |
9 | Quick Training for War | 1914 |
Judul Buku Baden Powell tentang Pramuka
No | Judul Buku | Tahun | Keterangan |
1 | Scouting for Boys | 1908 | |
2 | Yarns for Boy Scouts | 1909 | |
3 | The Handbook for the Girl Guides or How Girls Can Help to Build Up the Empire | 1912 | berkolaborasi dengan Agnes Baden-Powell |
4 | Boy Scouts Beyond The Sea: My World Tour | 1913 | |
5 | The Wolf Cub's Handbook | 1916 | |
6 | Girl Guiding | 1918 | |
7 | Aids To Scoutmastership | 1919 | |
8 | What Scouts Can Do: More Yarns | 1921 | |
9 | Rovering to Success | 1922 | |
10 | Scouting and Youth Movements | 1929 | |
11 | Last Message to Scouts | est 1929 | |
12 | Scouting Round the World | 1935 |
Judul Buku Baden Powell Lainnya
No | Judul Buku | Tahun | Keterangan |
1 | Ambidexterity | 1905 | berkolaborasi dengan John Jackson |
2 | Indian Memories | 1915 | |
3 | My Adventures as a Spy | 1915 | |
4 | Young Knights of the Empire: Their Code, and Further Scout Yarns | 1916 | |
5 | An Old Wolf's Favourites | 1921 | |
6 | Life's Snags and How to Meet Them | 1927 | |
7 | Lessons From the Varsity of Life | 1933 | |
8 | Adventures and Accidents | 1934 | |
9 | Adventuring to Manhood | 1936 | |
10 | African Adventures | 1937 | |
11 | Birds and Beasts of Africa | 1938 | |
12 | Paddle Your Own Canoe | 1939 | |
13 | More Sketches Of Kenya | 1940 |
Itulah daftar judul buku yang dikarang oleh Baden Powell, Bapak Pramuka Sedunia. Baik buku tentang kepramukaan maupun di luar kepramukaan. Semoga dengan mengenal judul-judul buku tersebut para pramuka terpacu untuk membacanya.
Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengku Buwono IX
Bapak Pramuka Indonesia adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Beliau, selain menjadi Sultan Yogyakarta, Wakil Presiden Republik
Indonesia, dan Pahlawan Nasional Indonesia, pun dinobatkan sebagai Bapak Pramuka Indonesia.
Penobatan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Bapak Pramuka Indonesia
layak mengingat aktivitasnya di dunia kepramukaan (kepanduan) sebelum
Gerakan Pramuka lahir (sebelum 1961), saat pendirian Gerakan Pramuka,
maupun awal-awal perjalanan Gerakan Pramuka. Berkat pemikiran dan
kebijakan yang diambilnya Gerakan Pramuka bisa menjadi seperti sekarang
ini. Karenanya sejarah kepramukaan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sosok Bapak Pramuka Indonesia, Hamengkubuwana IX.
Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun 1988 di Dili (ibu kota Provinsi Timor Timur; saat ini negara Timor Leste) yang kemudian mengukuhkan gelar Bapak Pramuka Indonesia tersebut. Bahkan beliau pun menerima "Bronze Wolf Award", sebuah penghargaan tertinggi dan satu-satunya dari World Organization of the Scout Movement (WOSM). Di mana baru ada empat orang di Indonesia yang menerima penghargaan ini, yakni: Sri Sultan Hamengku Buwono IX (1973); Abdul Aziz Saleh (1978); John Beng Kiat Liem (1982); dan Letjen TNI (Purn) H Mashudi (1985). Sebelumnya, pada tahun 1972 Sri Sultan pun mendapatkan penghargaan Silver World Award dari Boy Scouts of America.
Lahir di Yogyakarta pada 12 April 1912 dengan nama Bendoro Raden Mas Dorodjatun. Hamengkubuwana IX adalah anak kesembilan dari Sri Sultan Hamengkubuwana VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Pendidikannya dimulai dari HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930-an ia berkuliah di Rijkuniversiteit (sekarang Universiteit Leiden), Belanda.
Pada tanggal 18 Maret 1940, beliau dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta dengan gelar "Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengkubuwana Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sanga ing Ngayogyakarta Hadiningrat". Beliau adalah Sultan yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan Indonesia. Di masa pendudukan Jepang, beliau melarang pengiriman romusha. Saat kemerdekaan RI, beliau bersama Paku Alam IX menjadi penguasa lokal pertama yang menggabungkan diri ke Republik Indonesia. Saat Agresi Militer Belanda I, beliau pula yang mengundang Presiden Soekarno untuk mengungsi dan memerintah Indonesia dari Yogyakarta. Pun Hamengkubuwana IX memiliki peran kunci dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949.
Hamengkubuwana IX meninggal di Washington, DC, Amerika Serikat, 2 Oktober 1988 pada umur 76 tahun. Beliau dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta.
Sejak usia muda Hamengkubuwana IX telah aktif dalam organisasi pendidikan kepanduan. Menjelang tahun 1960-an, Hamengkubuwana IX telah menjadi Pandu Agung (Pemimpin Kepanduan). Pada tahun 1961, ketika berbagai organisasi kepanduan di Indonesia berusaha disatukan dalam satu wadah, Sri Sultan Hamengkubuwono IX memiliki peran penting di dalamnya. Presiden RI saat itu, Ir. Soekarno, berulang kali berkonsutasi dengan Sri Sultan tentang penyatuan organisasi kepanduan, pendirian Gerakan Pramuka, dan pengembangannya.
Pada tanggal 9 Maret 1961, Presiden RI membentuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Panitia ini beranggotakan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono (Menteri P dan K), Dr.A. Azis Saleh (Menteri Pertanian), dan Achmadi (Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka dan terbitnya Kepres Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961.
Pada tanggal 14 Agustus 1961, yang kemudian dikenal sebagai Hari Pramuka, selain dilakukan penganugerahan Panji Kepramukaan dan defile, juga dilakukan pelantikan Mapinas (Majelis Pimpinan Nasional), Kwarnas dan Kwarnari Gerakan Pramuka. Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat sebagai Ketua Kwarnas sekaligus Wakil Ketua I Mapinas (Ketua Mapinas adalah Presiden RI).
Sri Sultan bahkan menjabat sebagai Ketua Kwarnas (Kwartir Nasional) Gerakan Pramuka hingga empat periode berturut-turut, yakni pada masa bakti 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970 dan 1970-1974. Sehingga selain menjadi Ketua Kwarnas yang pertama kali, Hamengkubuwono IX pun menjadi Ketua Kwarnas terlama kedua, yang menjabat selama 13 tahun (4 periode) setelah Letjen. Mashudi yang menjabat sebagai Ketua Kwarnas selama 15 tahun (3 periode).
Keberhasilan Sri Sultan Hamengku Buwana IX dalam membangun Gerakan Pramuka dalam masa peralihan dari “kepanduan” ke “kepramukaan”, mendapat pujian bukan saja dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. Beliau bahkan akhirnya mendapatkan Bronze Wolf Award dari World Organization of the Scout Movement (WOSM) pada tahun 1973. Bronze Wolf Award merupakan penghargaan tertinggi dan satu-satunya dari World Organization of the Scout Movement (WOSM) kepada orang-orang yang berjasa besar dalam pengembangan kepramukaan.
Atas jasa tersebutlah, Musyawarah Nasional (Munas) Gerakan Pramuka pada tahun 1988 yang berlangsung di Dili (Ibukota Provinsi Timor Timur, sekarang negara Timor Leste), mengukuhkan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Bapak Pramuka Indonesia. Pengangkatan ini tertuang dalam Surat Keputusan nomor 10/MUNAS/88 tentang Bapak Pramuka.
Riwayat Pendidikan:
Jabatan:
Itulah sejarah dan profil singkat Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengkubuwana IX.
Read More
Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun 1988 di Dili (ibu kota Provinsi Timor Timur; saat ini negara Timor Leste) yang kemudian mengukuhkan gelar Bapak Pramuka Indonesia tersebut. Bahkan beliau pun menerima "Bronze Wolf Award", sebuah penghargaan tertinggi dan satu-satunya dari World Organization of the Scout Movement (WOSM). Di mana baru ada empat orang di Indonesia yang menerima penghargaan ini, yakni: Sri Sultan Hamengku Buwono IX (1973); Abdul Aziz Saleh (1978); John Beng Kiat Liem (1982); dan Letjen TNI (Purn) H Mashudi (1985). Sebelumnya, pada tahun 1972 Sri Sultan pun mendapatkan penghargaan Silver World Award dari Boy Scouts of America.
Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengkubuwana IX |
Biografi Sri Sultan Hamengku Buwono IX
Lahir di Yogyakarta pada 12 April 1912 dengan nama Bendoro Raden Mas Dorodjatun. Hamengkubuwana IX adalah anak kesembilan dari Sri Sultan Hamengkubuwana VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Pendidikannya dimulai dari HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930-an ia berkuliah di Rijkuniversiteit (sekarang Universiteit Leiden), Belanda.
Pada tanggal 18 Maret 1940, beliau dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta dengan gelar "Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengkubuwana Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sanga ing Ngayogyakarta Hadiningrat". Beliau adalah Sultan yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan Indonesia. Di masa pendudukan Jepang, beliau melarang pengiriman romusha. Saat kemerdekaan RI, beliau bersama Paku Alam IX menjadi penguasa lokal pertama yang menggabungkan diri ke Republik Indonesia. Saat Agresi Militer Belanda I, beliau pula yang mengundang Presiden Soekarno untuk mengungsi dan memerintah Indonesia dari Yogyakarta. Pun Hamengkubuwana IX memiliki peran kunci dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949.
Hamengkubuwana IX meninggal di Washington, DC, Amerika Serikat, 2 Oktober 1988 pada umur 76 tahun. Beliau dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta.
Peranan dalam Gerakan Pramuka
Sejak usia muda Hamengkubuwana IX telah aktif dalam organisasi pendidikan kepanduan. Menjelang tahun 1960-an, Hamengkubuwana IX telah menjadi Pandu Agung (Pemimpin Kepanduan). Pada tahun 1961, ketika berbagai organisasi kepanduan di Indonesia berusaha disatukan dalam satu wadah, Sri Sultan Hamengkubuwono IX memiliki peran penting di dalamnya. Presiden RI saat itu, Ir. Soekarno, berulang kali berkonsutasi dengan Sri Sultan tentang penyatuan organisasi kepanduan, pendirian Gerakan Pramuka, dan pengembangannya.
Pada tanggal 9 Maret 1961, Presiden RI membentuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Panitia ini beranggotakan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono (Menteri P dan K), Dr.A. Azis Saleh (Menteri Pertanian), dan Achmadi (Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka dan terbitnya Kepres Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961.
Pada tanggal 14 Agustus 1961, yang kemudian dikenal sebagai Hari Pramuka, selain dilakukan penganugerahan Panji Kepramukaan dan defile, juga dilakukan pelantikan Mapinas (Majelis Pimpinan Nasional), Kwarnas dan Kwarnari Gerakan Pramuka. Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat sebagai Ketua Kwarnas sekaligus Wakil Ketua I Mapinas (Ketua Mapinas adalah Presiden RI).
Bapak Pramuka Indonesia saat memberi sambutan di Rapat Kerja Nasional Gerakan Pramuka Tahun 1973. Gambar : Dok. Kwarnas |
Sri Sultan bahkan menjabat sebagai Ketua Kwarnas (Kwartir Nasional) Gerakan Pramuka hingga empat periode berturut-turut, yakni pada masa bakti 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970 dan 1970-1974. Sehingga selain menjadi Ketua Kwarnas yang pertama kali, Hamengkubuwono IX pun menjadi Ketua Kwarnas terlama kedua, yang menjabat selama 13 tahun (4 periode) setelah Letjen. Mashudi yang menjabat sebagai Ketua Kwarnas selama 15 tahun (3 periode).
Keberhasilan Sri Sultan Hamengku Buwana IX dalam membangun Gerakan Pramuka dalam masa peralihan dari “kepanduan” ke “kepramukaan”, mendapat pujian bukan saja dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. Beliau bahkan akhirnya mendapatkan Bronze Wolf Award dari World Organization of the Scout Movement (WOSM) pada tahun 1973. Bronze Wolf Award merupakan penghargaan tertinggi dan satu-satunya dari World Organization of the Scout Movement (WOSM) kepada orang-orang yang berjasa besar dalam pengembangan kepramukaan.
Atas jasa tersebutlah, Musyawarah Nasional (Munas) Gerakan Pramuka pada tahun 1988 yang berlangsung di Dili (Ibukota Provinsi Timor Timur, sekarang negara Timor Leste), mengukuhkan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Bapak Pramuka Indonesia. Pengangkatan ini tertuang dalam Surat Keputusan nomor 10/MUNAS/88 tentang Bapak Pramuka.
Hal-hal Lain Terkait Hamengku Buwana IX
Riwayat Pendidikan:
- Taman kanak-kanak atau Frobel School asuhan Juffrouw Willer di Bintaran Kidul
- Eerste Europese Lagere School (1925)
- Hogere Burger School (HBS, setingkat SMP dan SMU) di Semarang dan Bandung (1931)
- Rijkuniversiteit Leiden, jurusan Indologie (ilmu tentang Indonesia) kemudian ekonomi
Sri Sultan Hamengkubuwana IX saat menjabat sebagai Wakil Presiden RI |
- Raja Kesultanan Yogyakarta (1940-1988)
- Kepala dan Gubernur Militer Daerah Istimewa Yogyakarta (1945-1988)
- Menteri Negara pada Kabinet Sjahrir III (1946 - 1947)
- Menteri Negara pada Kabinet Amir Sjarifuddin I dan II (1947 - 1947 dan 1947 - 1948)
- Menteri Negara pada Kabinet Hatta I (1948 - 1949)
- Menteri Pertahanan/Koordinator Keamanan Dalam Negeri pada Kabinet Hatta II (1949 - 20 1949)
- Menteri Pertahanan pada masa RIS (1949 - 1950)
- Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Natsir (1950 - 1951)
- Ketua Dewan Kurator Universitas Gajah Mada Yogyakarta (1951)
- Ketua Dewan Pariwisata Indonesia (1956)
- Ketua Sidang ke 4 ECAFE (Economic Commision for Asia and the Far East) dan Ketua Pertemuan Regional ke 11 Panitia Konsultatif Colombo Plan (1957)
- Ketua Federasi ASEAN Games (1958)
- Menteri/Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (1959)
- Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1961-1974)
- Ketua Delegasi Indonesia dalam pertemuan PBB tentang Perjalanan dan Pariwisata (1963)
- Menteri Koordinator Pembangunan (1966)
- Wakil Perdana Menteri Bidang Ekonomi 11 (Maret 1966)
- Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1968)
- Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia/KONI (1968)
- Ketua Delegasi Indonesia di Konferensi Pasific Area Travel Association (PATA) di California, Amerika Serikat (1968)
- Wakil Presiden Republik Indonesia (1973 - 1978)
Lain-lain:
- Pahlawan Nasional Indonesia (ditetapkan pada 8 Juni 2003)
- Bapak Pramuka Indonesia (ditetapkan pada 1988)
- Raja Kesultanan Yogyakarta terlama (1940-1988)
- Gubernur terlama yang menjabat di Indonesia (1945-1988)
- Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka dengan periode terbanyak (4 periode)
- Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka dengan masa bakti terlama kedua (13 tahun)
- Orang Indonesia pertama peraih Bronze Wolf Award dari WOSM (1973)
- Penerima Silver World Award dari Boy Scouts of America (1972)
Itulah sejarah dan profil singkat Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengkubuwana IX.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Popular Post
-
Berikut ini daftar istilah kepramukaan dalam bahasa Inggris (English Scouting Methods) tersebut. Umum Dasadarma Scout Law Gerakan Pramuka Sc...
-
Husein Mutahar atau yang lebih sering dikenal sebagai H. Mutahar atau Hs. Mutahar pastilah sangat dikenal oleh para anggota pramuka. Wajar...
-
1. Tanda Kecakapan Umum Tanda Kecakapan Umum (atau disingkat TKU) adalah tanda yang didapatkan setelah seorang pramuka menyelesaikan Syarat-...
Sosial Media
Blog Archive
Kategori
Powered by Blogger.
About Me
Search This Blog
Labels
- Bisnis (1)
- Internet (1)
- Komputer (1)
- Kuliner (29)
- Materi Pramuka (38)