Saturday, 10 September 2016

Tunas kelapa terbesar


Adalah Karya terbaik dari Anggota Pramuka Gugusdepan 02.001 – 02.002 yang berpangkalan di SD Jatingaleh 1,2 dan 3 Semarang. Meraka boleh berbangga, atas penghargaan yang diterimanya dari MURI dengan pemecahan rekor Tunas Kelapa terbesar se Indonesia. Tunas Kelapa yang terbuat dari sabut kelapa itu diselesaikan dalam waktu 39 hari, dengan tenaga pengerjaan dari para Pembina dan anggota Pramuka di sekolah tersebut, dibantu oleh para anggota Arhanud , Semarang Tunas Kelapa terbesar ini dengan ukuran: Panjang : 7,5 m, Lebar : 4,25 m, Diameter : 3,25 m. 
( Sumber : Pramukamas.or.id )
Read More

Pendaki Puncak Tertinggi


Tim Ekspedisi Tunas Indonesia telah berhasil mencapai puncak Gunung McKinley, Alaska Amerika Serikat. Mereka mengibarkan bendera Merah Putih dan bendera Pramuka. Namun sayang, Pungkas Tri Baruno, ( Anggota pendaki ) itu tewas dalam perjalanan pulang. Atas prestasinya, Kwartir Nasional menganugerahkan penghargaan Lencana Darma Bakti. Lencana dan diserahkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Semoga semangat mereka menjadi obor dan keteladanan bagi Pramuka Indonesia.
Read More

Sunday, 28 August 2016

Daftar Judul Buku Karya Baden Powell

Daftar buku karya Baden Powell ternyata sangat panjang. Judul-judul buku karyanya itu bukan sekedar Scouting for BoysRovering to Success, dan Aids to Scouting belaka. Namun setidaknya 30-an judul buku telah dikarang oleh Bapak Pramuka Sedunia, Baden Powell ini.
Buku-buku yang dihasilkannya pun ternyata tidak hanya tentang pramuka saja. Melainkan jika dikelompokkan, selain buku-buku tentang pramuka, Baden Powel juga mengarang buku-buku tentang militer, dan bidang-bidang lainnya.
Bagi para pramuka, selain mengenal sejarah kehidupan Baden Powell dan perkembangan kepramukaan di dunia maupun di Indonesia sudah selayaknya mengenal berbagai hasil karya dan pemikiran Baden Powell yang tertuang dalam buku-bukunya. Apalagi bagi pramuka penegak di mana bagi calon pramuka penegak bantara harus menyelesaikan Syarat kecakapan Umum yang salah satu syaratnya adalah dapat menyebutkan judul-judul buku yang dikarang oleh Baden Powell.
Dalam SKU Penegak Bantara, syarat ke-12 disebutkan bahwa:
  • Dapat menjelaskan sejarah Kepramukaan Indonesia dan Dunia
    Dengan Pencapaian Pengisian SKU yang ketiga, berbunyi:
    • Dapat menyebutkan pendiri kepramukaan dunia, sejarah pramuka dunia dan buku-buku yang dihasilkan oleh Baden Powell 
    • Dapat menceritakan masuknya kepramukaan ke Indonesia 
    • Dapat menceritakan perkembangan kepramukaan di Indonesia sampai saat ini
Tentunya dengan mengenal judul-judul buku yang dihasilkan oleh Baden Powell, para anggota pramuka akan termotivasi untuk membaca buku tersebut dan mempelajari pemikiran-pemikiran Baden Powell yang tertuang dalam buku-bukunya.

Daftar Buku Karangan Baden Powell

buku karya baden powell
Cover beberapa buku karangan Baden Powell
Buku-buku karangan Baden Powel dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok berdasarkan isi pembahasan dalam bukunya. Yang pertama adalah buku tentang kemiliteran mengingat beliau merupakan seorang militer aktif yang bergabung dalam ketentaraan Inggris. Beliau memutuskan pensiun lebih awal di tahun 1910 dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal agar bisa lebih fokus mengurusi kepramukaan. Yang kedua adalah buku-buku tentang pramuka dan yang kelompok terakhir adalah buku-buku yang membahas di luar militer dan pramuka.
Judul Buku Baden Powell tentang Militer
No Judul Buku Tahun Keterangan
1 Reconnaissance and Scouting 1884
2 Cavalry Instruction 1885
3 Pigsticking or Hoghunting 1889
4 The Downfall of Prempeh 1896
5 The Matabele Campaign 1897
6 Aids to Scouting for N.-C.Os and Men 1899
7 Sport in War 1900
8 Notes and Instructions for the South African Constabulary 1901
9 Quick Training for War 1914

Judul Buku Baden Powell tentang Pramuka
No Judul Buku Tahun Keterangan
1 Scouting for Boys 1908
2 Yarns for Boy Scouts 1909
3 The Handbook for the Girl Guides or How Girls Can Help to Build Up the Empire 1912 berkolaborasi dengan Agnes Baden-Powell
4 Boy Scouts Beyond The Sea: My World Tour 1913
5 The Wolf Cub's Handbook 1916
6 Girl Guiding 1918
7 Aids To Scoutmastership 1919
8 What Scouts Can Do: More Yarns 1921
9 Rovering to Success 1922
10 Scouting and Youth Movements 1929
11 Last Message to Scouts est 1929
12 Scouting Round the World 1935

Judul Buku Baden Powell Lainnya

No Judul Buku Tahun Keterangan
1 Ambidexterity 1905 berkolaborasi dengan John Jackson
2 Indian Memories 1915
3 My Adventures as a Spy 1915
4 Young Knights of the Empire: Their Code, and Further Scout Yarns 1916
5 An Old Wolf's Favourites 1921
6 Life's Snags and How to Meet Them 1927
7 Lessons From the Varsity of Life 1933
8 Adventures and Accidents 1934
9 Adventuring to Manhood 1936
10 African Adventures 1937
11 Birds and Beasts of Africa 1938
12 Paddle Your Own Canoe 1939
13 More Sketches Of Kenya 1940

Itulah daftar judul buku yang dikarang oleh Baden Powell, Bapak Pramuka Sedunia. Baik buku tentang kepramukaan maupun di luar kepramukaan. Semoga dengan mengenal judul-judul buku tersebut para pramuka terpacu untuk membacanya.
Read More

Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengku Buwono IX

Bapak Pramuka Indonesia adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Beliau, selain menjadi Sultan Yogyakarta, Wakil Presiden Republik Indonesia, dan Pahlawan Nasional Indonesia, pun dinobatkan sebagai Bapak Pramuka Indonesia. Penobatan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Bapak Pramuka Indonesia layak mengingat aktivitasnya di dunia kepramukaan (kepanduan) sebelum Gerakan Pramuka lahir (sebelum 1961), saat pendirian Gerakan Pramuka, maupun awal-awal perjalanan Gerakan Pramuka. Berkat pemikiran dan kebijakan yang diambilnya Gerakan Pramuka bisa menjadi seperti sekarang ini. Karenanya sejarah kepramukaan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sosok Bapak Pramuka Indonesia, Hamengkubuwana IX.

Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun 1988 di Dili (ibu kota Provinsi Timor Timur; saat ini negara Timor Leste) yang kemudian mengukuhkan gelar Bapak Pramuka Indonesia tersebut. Bahkan beliau pun menerima "Bronze Wolf Award", sebuah penghargaan tertinggi dan satu-satunya dari World Organization of the Scout Movement (WOSM). Di mana baru ada empat orang di Indonesia yang menerima penghargaan ini, yakni: Sri Sultan Hamengku Buwono IX (1973); Abdul Aziz Saleh (1978); John Beng Kiat Liem (1982); dan Letjen TNI (Purn) H Mashudi (1985). Sebelumnya, pada tahun 1972 Sri Sultan pun mendapatkan penghargaan Silver World Award dari Boy Scouts of America.


Bapak Pramuka Indonesia
Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengkubuwana IX

Biografi Sri Sultan Hamengku Buwono IX


Lahir di Yogyakarta pada 12 April 1912 dengan nama Bendoro Raden Mas Dorodjatun. Hamengkubuwana IX adalah anak kesembilan dari Sri Sultan Hamengkubuwana VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Pendidikannya dimulai dari HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930-an ia berkuliah di Rijkuniversiteit (sekarang Universiteit Leiden), Belanda.

Pada tanggal 18 Maret 1940, beliau dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta dengan gelar "Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengkubuwana Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sanga ing Ngayogyakarta Hadiningrat". Beliau adalah Sultan yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan Indonesia. Di masa pendudukan Jepang, beliau melarang pengiriman romusha. Saat kemerdekaan RI, beliau bersama Paku Alam IX menjadi penguasa lokal pertama yang menggabungkan diri ke Republik Indonesia. Saat Agresi Militer Belanda I, beliau pula yang mengundang Presiden Soekarno untuk mengungsi dan memerintah Indonesia dari Yogyakarta. Pun Hamengkubuwana IX memiliki peran kunci dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949.

Hamengkubuwana IX meninggal di Washington, DC, Amerika Serikat, 2 Oktober 1988 pada umur 76 tahun. Beliau dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta.

Peranan dalam Gerakan Pramuka


Sejak usia muda Hamengkubuwana IX telah aktif dalam organisasi pendidikan kepanduan. Menjelang tahun 1960-an, Hamengkubuwana IX telah menjadi Pandu Agung (Pemimpin Kepanduan). Pada tahun 1961, ketika berbagai organisasi kepanduan di Indonesia berusaha disatukan dalam satu wadah, Sri Sultan Hamengkubuwono IX memiliki peran penting di dalamnya. Presiden RI saat itu, Ir. Soekarno, berulang kali berkonsutasi dengan Sri Sultan tentang penyatuan organisasi kepanduan, pendirian Gerakan Pramuka, dan pengembangannya.

Pada tanggal 9 Maret 1961, Presiden RI membentuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Panitia ini beranggotakan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono (Menteri P dan K), Dr.A. Azis Saleh (Menteri Pertanian), dan Achmadi (Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka dan terbitnya Kepres Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961.

Pada tanggal 14 Agustus 1961, yang kemudian dikenal sebagai Hari Pramuka, selain dilakukan penganugerahan Panji Kepramukaan dan defile, juga dilakukan pelantikan Mapinas (Majelis Pimpinan Nasional), Kwarnas dan Kwarnari Gerakan Pramuka. Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat sebagai Ketua Kwarnas sekaligus Wakil Ketua I Mapinas (Ketua Mapinas adalah Presiden RI).

Bapak Pramuka Indonesia
Bapak Pramuka Indonesia saat memberi sambutan di Rapat Kerja Nasional Gerakan Pramuka Tahun 1973. Gambar : Dok. Kwarnas


Sri Sultan bahkan menjabat sebagai Ketua Kwarnas (Kwartir Nasional) Gerakan Pramuka hingga empat periode berturut-turut, yakni pada masa bakti 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970 dan 1970-1974. Sehingga selain menjadi Ketua Kwarnas yang pertama kali, Hamengkubuwono IX pun menjadi Ketua Kwarnas terlama kedua, yang menjabat selama 13 tahun (4 periode) setelah Letjen. Mashudi yang menjabat sebagai Ketua Kwarnas selama 15 tahun (3 periode).

Keberhasilan Sri Sultan Hamengku Buwana IX dalam membangun Gerakan Pramuka dalam masa peralihan dari “kepanduan” ke “kepramukaan”, mendapat pujian bukan saja dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. Beliau bahkan akhirnya mendapatkan Bronze Wolf Award dari World Organization of the Scout Movement (WOSM) pada tahun 1973. Bronze Wolf Award merupakan penghargaan tertinggi dan satu-satunya dari World Organization of the Scout Movement (WOSM) kepada orang-orang yang berjasa besar dalam pengembangan kepramukaan.

Atas jasa tersebutlah, Musyawarah Nasional (Munas) Gerakan Pramuka pada tahun 1988 yang berlangsung di Dili (Ibukota Provinsi Timor Timur, sekarang negara Timor Leste), mengukuhkan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Bapak Pramuka Indonesia. Pengangkatan ini tertuang dalam Surat Keputusan nomor 10/MUNAS/88 tentang Bapak Pramuka.

Hal-hal Lain Terkait Hamengku Buwana IX


Riwayat Pendidikan:

  1. Taman kanak-kanak atau Frobel School asuhan Juffrouw Willer di Bintaran Kidul
  2. Eerste Europese Lagere School (1925)
  3. Hogere Burger School (HBS, setingkat SMP dan SMU) di Semarang dan Bandung (1931)
  4. Rijkuniversiteit Leiden, jurusan Indologie (ilmu tentang Indonesia) kemudian ekonomi

Sri Sultan Hamengkubuwana IX
Sri Sultan Hamengkubuwana IX saat menjabat sebagai Wakil Presiden RI
Jabatan:

  1. Raja Kesultanan Yogyakarta (1940-1988)
  2. Kepala dan Gubernur Militer Daerah Istimewa Yogyakarta (1945-1988)
  3. Menteri Negara pada Kabinet Sjahrir III (1946 - 1947)
  4. Menteri Negara pada Kabinet Amir Sjarifuddin I dan II (1947 - 1947 dan 1947 - 1948)
  5. Menteri Negara pada Kabinet Hatta I (1948 - 1949)
  6. Menteri Pertahanan/Koordinator Keamanan Dalam Negeri pada Kabinet Hatta II (1949 - 20 1949)
  7. Menteri Pertahanan pada masa RIS (1949 - 1950)
  8. Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Natsir (1950 - 1951)
  9. Ketua Dewan Kurator Universitas Gajah Mada Yogyakarta (1951)
  10. Ketua Dewan Pariwisata Indonesia (1956)
  11. Ketua Sidang ke 4 ECAFE (Economic Commision for Asia and the Far East) dan Ketua Pertemuan Regional ke 11 Panitia Konsultatif Colombo Plan (1957)
  12. Ketua Federasi ASEAN Games (1958)
  13. Menteri/Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (1959)
  14. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1961-1974)
  15. Ketua Delegasi Indonesia dalam pertemuan PBB tentang Perjalanan dan Pariwisata (1963)
  16. Menteri Koordinator Pembangunan (1966)
  17. Wakil Perdana Menteri Bidang Ekonomi 11 (Maret 1966)
  18. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1968)
  19. Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia/KONI (1968)
  20. Ketua Delegasi Indonesia di Konferensi Pasific Area Travel Association (PATA) di California, Amerika Serikat (1968)
  21. Wakil Presiden Republik Indonesia (1973 - 1978)

Lain-lain:
  1. Pahlawan Nasional Indonesia (ditetapkan pada 8 Juni 2003)
  2. Bapak Pramuka Indonesia (ditetapkan pada 1988)
  3. Raja Kesultanan Yogyakarta terlama (1940-1988)
  4. Gubernur terlama yang menjabat di Indonesia (1945-1988) 
  5. Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka dengan periode terbanyak (4 periode)
  6. Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka dengan masa bakti terlama kedua (13 tahun)
  7. Orang Indonesia pertama peraih Bronze Wolf Award dari WOSM (1973)
  8. Penerima Silver World Award dari Boy Scouts of America (1972)

Itulah sejarah dan profil singkat Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengkubuwana IX.
Read More

Arti Kiasan Badge (Lencana) Kwarda Jawa Barat

Arti kiasan badge (lencana) kwarda Jawa Barat. Sebagaimana badge kwartir daerah Jawa Tengah dan kwarda lainnya se Indonesia, lencana wilayah atau lambang kwarda Pramuka Jawa Barat pun mempunyai makna kiasan. Makna atau arti kiasan ini menggambarkan aspirasi, semangat, dan cita-cita pramuka Jawa Barat. Mengingat pentingnya, tentu arti kiasan ini perlu diketahui oleh segenap anggota Gerakan Pramuka terutama yang berdomisili di wilayah Jawa Barat.
Sebagai mana diketahui, lencana wilayah atau badge kwartir daerah merupakan salah satu tanda satuan sebagai bagian dari tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka. Penggunaannya selain sebagai alat pendidikan (dengan makna kiasan yang terkandung di dalamnya) juga dimaksudkan sebagai tanda pengenal satuan yang dapat menunjukkan suatu lokasi, wilayah atau kwartir daerah tempat seorang pramuka tergabung. Demikian juga dengan lencana kwartir daerah Jawa Barat. Pramuka yang mengenakan tanda satuan ini berarti anggota pramuka yang tinggal dan terdaftar di kwartir daerah Jawa Barat.
Pemasangan logo atau tanda satuan lencana daerah pada pakaian seragam pramuka adalah di lengan baju sebelah kanan. Letaknya di bawah tanda lokasi (pita wilayah) kwartir cabang dan pita nomor gugusdepan. Baik pada anggota Gerakan Pramuka putra maupun putri bentuk, cara, dan lokasi pemasangannya adalah sama. Khusus bagi anggota pramuka golongan siaga, penggalang, penegak, dan pandega yang telah menyelesaikan Syarat Kecakapan Khusus (SKK), di bawah badge kwarda dapat diletakkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK) maksimal lima buah.

pramuka Jawa Barat - pramukaria
Anggota pramuka kwarda Jawa Barat. Foto: Grup FB INFO PRAMUKA JABAR

Bentuk Lambang Kwartir Daerah Jawa Barat

Logo, lambang atau badge kwartir daerah Jawa Barat berbentuk perisai segi lima dengan warna dasar kuning. Di bagian atas lambang terdapat tulisan "JAWA BARAT" berwarna merah pada dasar berwarna putih. Di bawahnya terdapat berbagai gambar meliputi gedung sate, sepasang kitri, lingkaran putih hitam, dan pita dengan tulisan "Gemah Ripah Repeh Rapih". Masing-masing gambar tersebut mempunyai makna (arti) kiasan yang selanjutnya akan disampaikan.
Adapun bentuk gambar lambang, badge, atau lencana kwartir Gerakan Pramuka Jawa Barat adalah sebagai berikut:

Arti atau Makna Kiasan Lencana Kwarda Jawa Barat

Sebagaimana di sampaikan di awal artikel, lencana daerah, badge kwartir daerah, lambang atau logo kwarda Jawa Barat ini tidak sekedar menunjukkan pemakainya terdaftar sebagai anggota pramuka Jawa Barat belaka. Namun lambang ini juga mempunyai makna atau arti kiasan sebagai media pendidikan bagi pemakaianya. Makna ini menyiratkan aspirasi, semangat, dan cita-cita segenap anggota Gerakan Pramuka Jawa Barat.
Arti kiasan yang terkandung dalam lambang kwartir daerah Jawa Barat adalah sebagai berikut:
Tameng : melambangkan benteng diri yang tangguh, menunjukkan ketahanan dan kekuatan
Gedung Sate : melambangkan pusat pembangunan Jawa Barat
Tusuk Sate : melambangkan Tujuan Pendidikan Kepramukaan; yaitu menjadikan manusia seutuhnya menjadi manusia Pancasila
Atap atas berjumlah 3 (Tiga) lapis : menunjukkan Tri Satya Pramuka
Atap pada bagian bawah yang berjumlah 2 (dua) bagian kiri dan kanan : menunjukkan fungsi Pembina dan Majelis Pembimbing
Jendela Atas yang berjumlah 4 (empat) dan bawah 6 (enam) jadi berjumlah 10 (Sepuluh) buah : menunjukkan Dasa Dharma Pramuka
Tangga yang berjumlah 4 (empat) : menunjukkan kelompok peserta didik; Siaga, Penggalang, Penegek dan Pandega
Dua buah kitri : menunjukkan Pramuka Putra dan Putri, masing-masing kitri mempunyai inti berbentuk bulat, menunjukkan satu pribadi yang sempurna dan perlu upaya pendidikan
Akar panjang yang menusuk tanah : menunjukkan Gerakan Pendidikan Pramuka memungkinkan Sumber Daya Pramuka yang kokoh, tahan dan kuat
Lingkaran atas yang berwarna putih : melambangkan peserta didik pada awal pendidikan dalam Gerakan Pramuka baik Putra maupun Putri
Lingkaran bagian bawah berwarna hitam : melambangkan unsur pendidikan di lingkungan Gerakan Pramuka
Pita/tali : melambangkan pengikat kesatuan arah dalam Pendidikan Pramuka
Arti Kiasan warna

Warna Putih : melambangkan keterbukaan, mental pendidikan dan pembangunan, memberikan dukungan dan keyakinan akan pentingnya hasil pendidikan dan pembangunan
Warna Kuning : menunjukkan sifat agung, berderajat mulia dari arah pendidikan yang diharapkan
Warna Hitam : merupakan lambang pembinaan
Warna Hijau : menujukkan Jawa Barat makmur dan subur yang memberikan jaminan dan kemampuan pada pendidikan
Warna Merah : melambangkan keberanian dalam bersikap dan bertindak
Read More